Mohon tunggu...
Beti.MC
Beti.MC Mohon Tunggu... Relawan - Menulislah Selayaknya Bertutur, Mengalirlah Energi Kebaikan

Berbagi pengalaman, kesempatan dan cerita sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Fana: Aku (Lebih) Mengenal Ummi

17 Mei 2021   14:07 Diperbarui: 17 Mei 2021   15:02 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pakeeet!"

Wah, siang-siang ada kiriman paket nih, pikirku. Aku tidak bergegas ke pintu karena merasa tidak memesan/ berbelanja minggu ini.

Klinting....klinting....suara khas bel rumahku. Nah, kali ini aku terbangun dari kursi, menengok jendela depan, dan kemudian berlari. Aku terima paket yang dibungkus kertas coklat dan tertulis nama Ummi Aleeya. Walah.....ini hadiah dari Ummi yang dijanjikan padaku dan beberapa teman di kelas menulis karena keaktifan di agenda Zoom penutupan kelas. Kok, bisa sih aku melupakan bahwa aku akan menerima hadiah. Makin penasaran aku untuk membuka bungkus dan segera mengirim pesan ucapan terima kasih kepada Ummi.

Buku "Fana" Based on True Story, bersampul kuning orange dengan siluet ibu dan anak-anak. Inilah gambaran buku yang kupegang dengan bangga. Buku yang dihasilkan karena pengalaman dan permenungan, perjuangan seorang perempuan yang kupanggil Ummi. Ya, Ummi adalah mentor kami di sebuah kelas menulis online, seorang ibu yang bersemangat dalam mendampingi dan bersedia membagikan ilmu yang dimiliki. Itu gambaranku waktu bersama beliau di kelas. Buku ini membawaku (lebih) mengenal Ummi, lebih dekat dan belajar banyak dari kisah-kisahnya.

Judul buku telah menuntunku sedikit lebih maju tentang isi bukunya, bercerita tentang kehidupan penulis yang kaya akan pengalaman moral. Terdiri dari tiga gambaran kehidupan yang ingin diceritakan penulis, Masa Bersama, Ujian Melanda dan Tanpa Kehadirannya.

Bagian pertama, alur yang ingin diceritakan Ummi tentang masa kehamilan dan membesarkan anak-anak di saat Abi masih ada. Cerita yang dibagikan berkisar tentang psikologi perkembangan anak, bagaimana Ummi memperhatikan kebutuhan, perkembangan anak-anak sesuai dengan karakter masing-masing. Bagian ini menarik disimak para orang tua yang kadang-kadang bingung menghadapi masa puber atau masa di anak harus beradaptasi. 

Ummi membagikan tip bagaimana mendampingi proses belajar anak yang perlu dilakukan berbeda karena setiap anak punya keunikan dengan cara belajarnya. 

Bagian awal ini membawa pembaca seperti membaca buku diary yang biasa digunakan untuk menampung segala uneg-uneg dan peristiwa sehari-hari. 

Buku ini memberikan pengalaman bagaimana seorang ibu harus punya keyakinan bahwa anak-anaknya berbakat, bertalenta dan punya sisi positif yang harus terus diasah. 

Pola pengasuhan harus dilakukan orang tua, dalam arti seutuhnya, bapak dan ibu karena itu sangat berarti untuk mendidik buah hati. Inilah tip psikologi perkembangan yang aplikatif, sudah dipraktikkan langsung oleh Ummi.   

Bagian kedua mulailah saat-saat sedih, perjuangan merawat suami dan anak-anak yang sakit diceritakan. Beberapa teman yang sudah membaca buku ini mengatakan mereka sangat merasakan duka yang dialami Ummi dan salut akan perjuangan Ummi. Kisah demi kisah dibagikan penulis tentang kebingungannya menghadapi situasi anak dan suami yang sakit secara bersamaan. 

Bagaimana seorang isteri, ibu dan pekerja harus bisa membagi emosi, pikiran dan waktu saat semua datang bersamaan. Bukan hanya satu yang sakit, dua, atau tiga, tetapi suami dan ketiga anaknya. Aku yang membaca tak sanggup membayangkan karena berat harus menanggung situasi ini.

Lembar demi lembar aku baca, sampai di bagian yang membuatku merinding karena hanyut di dalam cerita saat mendampingi Abi di rumah sakit. Saat-saat yang sudah makin dekat dengan ajal. 

Ada harum bunga, ada suara-suara memanggil, ada suasana kesedihan yang mewarnai tulisan Ummi.......berjuang untuk sehat tetapi ikhlas untuk menjalani detik demi detik pengobatan. 

Sampailah pada titik.......Abi berpulang, kisah yang menyayat hati saat kubaca buku ini. Bagaimana Aleeya begitu kuat menemani Abi menghadap sang pencipta, Aleeya dipilih Allah untuk menyaksikan detik-detik terakhir Abi menutup mata dalam kedamaian (hal 86).

Bagian ketiga adalah masa yang dijalani Ummi sepeninggal suami tercinta. Cerita tentang Single Mother dan beberapa cerita tentang perjalanan pendidikan anak-anaknya menjadikan buku ini sebagai bahan sharing yang kuat bagi perempuan yang menjadi orang tua tunggal. Ummi begitu kuat dalam ketekunan dan berharap pada Tuhan untuk masa depan anak-anaknya. 

Terbuka untuk pilihan pendidikan anak yang dirasa sesuai dengan karakter anak digambarkan di bab ini. Bagaimana Ummi mendukung pilihan studi yang hendak dijalani anak sulungnya. Perjuangan Ummi untuk mengasihi Ibunda yang sudah memasuki masa lansia, menjadi contoh tentang mengasihi orang tua.

Kisah-kisah yang dibagikan dalam buku "Fana" ini sangat sesuai untuk menyemangati para perempuan yang sedang berjuang untuk melayani keluarga, anak-anak, suami dan orang tua. 

Perempuan yang harus tetap berkarya untuk menghidupi keluarga dan mengekspresikan diri karena telah diberikan talenta luar biasa untuk dikembangkan. Kesungguhan membesarkan buah hati dan menyayangi orang tua juga bisa dilakukan di tengah-tengah produktivitas yang menuntut profesionalisme dalam bekerja.

Aku salut pada Ummi yang kuat dan tekun, yang selalu kembali pada Tuhan untuk bergantung. Aku (lebih) mengenal Ummi, sosok ibu yang dirindukan. Terima kasih telah berbagi kisah kehidupan ini pada kami, Ummi.

Malang, 17 Mei 2021

Beti.MC

Selamat Hari Buku Nasional, melalui buku berbagi pengalaman, kisah kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun