Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Buku Pramuka sebagai Cenderamata

24 Agustus 2024   17:55 Diperbarui: 24 Agustus 2024   18:01 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua buku terbitan Kwarnas. (Foto: Koleksi Pribadi)

Tanpa bermaksud menyombongkan diri, terbitnya dua buku oleh pengurus Kwartir Nasional masa bakti 2018-2023, ternyata memang sangat bermanfaat. Kedua buku itu adalah Berbakti Tanpa Henti -- Catatan Perjalanan 60 Tahun Gerakan Pramuka 1961-2021 (ISBN 978-979-8318-51-1) dan Mengabdi Tanpa Batas -- 110 Tahun Gerakan Kepanduan di Indonesia (ISBN 978-979-8318-67-3).

Buku tersebut selain bermanfaat karena isinya merupakan hasil penelitian terkait sejarah Gerakan Pramuka dari masa ke masa, dan pengumpulan data berbagai informasi penting lainnya -- termasuk sejumlah tokohnya -- ternyata juga bermanfaat sebagai benda cenderamata. Hal itu disebabkan kedua buku tersebut dicetak dengan sampul keras (hardcover) dan penuh warna (full colour). Sehingga memang pantas dijadikan benda cenderamata Pramuka.

Kedua buku itu juga yang dijadikan cenderamata untuk Presiden Association of Top Achiever Scouts (ATAS), Simon Hang-Bock Rhee. Datang secara khusus dari Korea Selatan sekitar seminggu lalu, Simon Rhee telah menghadiri inagurasi ATAS di Kwartir Cabang (Kwarcab) Kabupaten Bogor.

Dua buku terbitan Kwarnas untuk Simon Rhee, yang berdiri di sebelah kanan. (Foto: koleksi pribadi)
Dua buku terbitan Kwarnas untuk Simon Rhee, yang berdiri di sebelah kanan. (Foto: koleksi pribadi)

Pada saat acara yang diadakan di Stadion Pakansari Bogor, 20 Agustus 2024 tersebut, ikut pula 50.000 anggota Gerakan Pramuka dari Kwarcab Kabupaten Bogor itu. Di antara mereka, tercatat tak kurang dari 1.950 Pramuka Garuda yang dikukuhkan sebagai anggota ATAS. Sebagai informasi tambahan, Pramuka Garuda adalah tingkatan tertinggi bagi peserta didik dalam Gerakan Pramuka. Untuk mencapainya tidak mudah, karena harus melalui beberapa jenjang sebelumnya. Selain itu, untuk menjadi seorang Pramuka Garuda juga harus menyelesaikan sejumlah persyaratan yang harus dilalui melalui ujian syarat kecakapan Pramuka Garuda.

Di Indonesia, top achiever Scout itu disebut Pramuka Garuda. Berbeda dengan di negara lainnya. Di Inggris dan negara-negara Persemakmuran lainnya disebut King Scout (sewaktu Inggris dipimpin oleh Ratu Elizabeth, maka sebutannya adalah Queen Scout). Lalu di Korea Selatan disebut Tiger Scout, di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya disebut Eagle Scout, di Jepang disebut Fuji Scout, di Malaysia dan Brunei Darussalam disebut Pengakap Raja, di Singapura dan beberapa negara lainnya disebut President Scout.

Di Brunei Darussalam

Logo ATAS (Foto: ATAS)
Logo ATAS (Foto: ATAS)

ATAS sendiri terbentuk sejak 10 Desember 2004. Saat berlangsungnya Konferensi Kepanduan Asia-Pasifik ke-21 dari 6 sampai 12 Desember 2004, sejumlah peserta konferensi yang telah mencapai tingkatan top achiever Scout di negara masing-masing berkumpul. Seperti diceritakan Simon Rhee dalam perbincangan Sabtu, 24 Agustus 2024 pagi hari di Jakarta, tercatat 41 orang dari 16 negara yang hadir pada pertemuan di Brunei, 10 Desember 2004 itu. Dari 41 orang itu, yang paling banyak berasal dari Australia (7 orang), dan selanjutnya Korea Selatan serta Malaysia dengan masing-masing 5 orang.

Walaupun awalnya, keberadaan ATAS hanya untuk top achiever Scout di wilayah Asia-Pasifik, tetapi kemudian keanggotaannya terbuka bagi siapa saja top achiever Scout di seluruh dunia. Beberapa anggota awal dari luar Asia-Pasifik yang bergabung dalam ATAS adalah dari Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Jordania, Oman, Angola, Kongo, Afrika Selatan, Inggris, dan Swedia.

Sementara dari Indonesia sendiri baru bergabung beberapa tahun kemudian. Anggota Gerakan Pramuka yang pertama kali bergabung adalah Pembina Pramuka yang berada di KBRI Singapura, Muhammad Rahmad, dengan nomor anggota 172. Selanjutnya, Berthold Sinaulan (nomor anggota 250), Rio Ashadi (282), Alfian Amura (340), Ari Wijanarko (387), Putri Rizky Dian Lestari (390), Mimiyami Lubis (391), Richard Hamdany (392), Bambang Kurniawan (393), Hendry Risjawan (394), dan banyak lagi. Dari 14.232 anggota ATAS di seluruh dunia, tercatat lebih dari 5.000 anggota berasal dari Indonesia. Berarti Gerakan Pramuka Indonesia menyumbangkan hampir 30 persen dari keseluruhan anggota ATAS.

Banyaknya jumlah anggota ATAS dari Indonesia itulah yang juga menyebabkan Simon Rhee datang ke Indonesia. Dia didampingi Sonny Seung-su Kim, anggota ATAS dengan nomor 62. Pada kesempatan pertemuan di Jakarta sebelum kepulangan Simon dan Sonny ke Korea Selatan, Kak Berthold Sinaulan menyerahkan kedua buku terbitan Kwarnas tersebut. Di dalam buku-buku yang diserahkan itu juga ada tulisan dan foto-foto tentang Pramuka Garuda dan sejarahnya di Indonesia.

Bagian dalam buku yang berisikan sejarah dan foto-foto terkait Pramuka Garuda. (Foto: koleksi pribadi)
Bagian dalam buku yang berisikan sejarah dan foto-foto terkait Pramuka Garuda. (Foto: koleksi pribadi)

Sementara, Simon juga menyerahkan cenderamata berupa sejumlah memorabilia kepanduan yang dibawanya. Termasuk badge khususnya sebagai Camp Chief (Ketua Perkemahan) Jambore Kepanduan Sedunia ke-25 di Korea Selatan pada 1 sampai 12 Agustus 2023. Badge tersebut termasuk langka, karena merupakan badge dari seorang pimpinan perkemahan yang mengkoordinir lebih dari 40.000 peserta Jambore.

Badge khusus dari Simon Rhee. (Foto: koleksi pribadi)
Badge khusus dari Simon Rhee. (Foto: koleksi pribadi)

Pertemuan tersebut ditutup dengan kesepakatan untuk menyusun buku peringatan 20 tahun ATAS. Untuk sementara, rencana judul buku itu adalah Twenty Years of Raising Brotherhood. Sementara ketika menulis artikel ini, terbersit pula rencana judul lainnya, misalnya Twenty Years of Soaring Eagles. Ini baru rencana awal, yang kemungkinan besar dapat berubah lagi judulnya nanti.  Semoga buku tersebut dapat terbit pada waktunya dan dapat diluncurkan pada HUT ke-20 ATAS tanggal 10 Desember 2024.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun