Pengprov Jatim Bisa Jadi Contoh Pembinaan Bridge Untuk Milenial
Oleh : Bert Toar Polii
Selama ini ada beberapa daerah yang dianggap sukses dalam hal pemasalan olahraga bridge dikalangan kaum milenial. Bisa disebut Langkat di Sumatera Utara kemudian Padang dan menyusul Sumsel serta Jateng dan Manado.
Namun yang paling menonjol adalah Jatim karena selain pemasalan mereka juga menerapkan tertib organisasi dengan ketat.
Selain itu sejak lama Jatim tidak mengikuti aturan baku tentang kategori umur seperti yang telah ditetapkan oleh World Bridge Federation dan diadopsi oleh PB Gabsi.
Jatim menetapkan kategori umur berbeda dan ini tidak dilarang karena tujuannya agar gap umur antar kategori tidak terlalu jauh. Hal ini juga dilakukan oleh Thailand.
Liga Bridge Kontrak Thailand menyelenggarakan Kejuaraan Pemuda Thailand 2025. Yang Mulia Putri Bajrakitiyabha Narendiradebyavati Rajasarinee Siribajra Mahavajra Rajadhida, dengan penuh hormat menganugerahkan Trofi Kerajaan. Final kejuaraan berlangsung pada 13-14 September 2025 di Stadion Peringatan 60 Tahun Ratu.
Kategori yang dipertandingkan U12 untuk mini bridge, U15 dan U18 untuk bridge pasangan dan tim.
Pada tanggal 14-16 Nopember, Pengprov Gabsi Jatim akan menggelar Kejurprov Bridge di Aula SMK Negeri 6 Surabaya.
Berbeda dengan Kejurprov di daerah lain, Jatim mempertandingkan beberapa nomor kelompok umur, yaitu :
KU 12 Khusus untuk mini bridge
KU 15, 18, 23 dan 26 untuk bridge.
Namun mereka tidak melupakan juga para pemain bridge berusia diatas itu karena ada juga kelompok usia bebas,
Pertandingan diadakan untuk nomor pasangan dan beregu.
Namun tidak semua pemain bebas ikut karena ada persyaratan, daerah yang bisa mengirimkan wakilnya harus terdaftar di Pengprov Jatim dengan mengikuti aturan bahwa setiap Pengurus Gabsi Kabupaten/Kota harus memiliki minimal dua klub.
Persyaratan untuk ikut jika sudah terpenuhi juga diberikan kuota bagi Kabupaten/Kota yang memiliki dua klub hanya boleh mendaftarkan 1 regu dan 3 pasangan. Sedangkan yang memiliki lebih dari dua klub boleh mendaftarkan dua regu dan 6 pasangan.
Cara seperti ini tentu saja patut dicontoh karena selain mendapatkan banyak pemain dari kalangan milenial, mereka juga terdaftar sebagai anggota di Pengurus Gabsi Kabupaten/Kota.
Proses seperti ini jika bisa diterapkan oleh Pengprov anggota PB Gabsi di seluruh Propinsi dampaknya akan sangat terasa terutama saat Kongres Gabsi dan PRA-PON nanti jika bridge bisa masuk lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI