Bisakah Orang Buta Bermain Bridge? Jawabnya Bisa
Oleh : Bert Toar Polii
Saya beruntung punya pengalaman menarik karena sempat mengikuti pertandingan bersama Zia Mahmood yang berpasangan dengan Om Parkash Chaudry di Calcutta India beberapa tahun yang lalu.
Ketika itu nkami bermain bereempat, Saya  bersama Alm. Denny Sacul, Alm.Arwin Budirahardja dan Alm. Munawar Sawiruddin.
Sekitar 5 tahun yg lalu saya ikut turnamen bridge online dan kebetulan lawannya dari Calcutta dan menanyakan tentang pemain ini. Ia mengatakan kebetulan kenal dan masih sering bermain bridge.
Om Prakash Chaudry adalah seorang pemain bridge yang buta matanya.
Kisah tentang ini ditulis sendiri oleh Zia Mahmood dalam bukunya Bridge My Way.
Â
Let me quote Zia Mahmood on Om Parkash Chaudry in
Bridge My Way:
'While playing in Calcutta I met an unforgettable bridge player, a young man called Om Parkash Chaudry. He is memorable not for his standard of play, which was high enough, but because
he was blind. Moreover, he played without the benefit of Braille cards. A friend would sit behind him, whispering to him just once what his cards were as he picked them up.
Similarly, if Om became  the dummy's card as well. Om would call his cards whenever it
was his turn to play either on defense or as declarer. He rarely made a mistake, and would do this hand after hand, playing not only well but at normal speed.
The first time I saw him I was impressed and asked him to play in a tournament with me. He agreed, and we played a few days later in a pair event. We were doing well enough and Om
was in the middle of playing a hand, when the electricity failed, a not uncommon occurrence in India. The play around him stopped, but Om, oblivious to what was happening, continued
calling a card from the dummy. "You'll have to wait, the lights have gone out," I informed
him. Before I realized the significance of my own remark, Om answered, "I am sorry, I forgot that you can't play bridge with the lights out." Just an innocent statement, but a lesson at the
same time, equally valuable in life and bridge. Try to understand a situation from the other person's point of view. Things often look very different from the other side." the declarer, his friend would name.
Izinkan saya mengutip Zia Mahmood di Om Parkash Chaudry di
Bridge My Way :
'Saat bermain di Calcutta saya bertemu dengan pemain bridge yang tak terlupakan,
seorang pemuda bernama Om Parkash Chaudry. Dia dikenang bukan
untuk standar permainannya, yang cukup tinggi, tetapi karena
dia buta. Terlebih lagi, dia bermain tanpa menggunakan huruf Braille
kartu-kartu. Seorang teman akan duduk di belakangnya, berbisik padanya hanya
sekali apa kartunya saat dia mengambilnya.
Demikian pula, jika Om menjadi kartu dummy juga. Om akan memanggil kartunya kapan saja
adalah gilirannya untuk bermain baik sebagai pemain bertahan atau sebagai pernyataan. Dia jarang
membuat kesalahan, dan akan melakukan ini secara bergantian, bermain tidak hanya baik tetapi pada kecepatan normal.
Pertama kali saya melihatnya saya terkesan dan memintanya untuk  bermain di turnamen dengan saya. Dia setuju, dan kami bermain beberapa hari kemudian dalam acara berpasangan. Kami melakukannya dengan cukup baik dan Om sedang bermain tangan, ketika listrik padam,
kejadian yang tidak biasa di India. Permainan di sekelilingnya berhenti, tapi Om, tidak menyadari apa yang terjadi, melanjutkan memanggil kartu dari dummy.
"Kamu harus menunggu, lampunya padam," aku memberi tahu dia. Sebelum saya menyadari pentingnya ucapan saya sendiri, Om menjawab, "Maaf, saya lupa bahwa Anda tidak bisa bermain bridge dengan mati lampu." Hanya pernyataan yang tidak bersalah, tetapi pelajaran di
waktu yang sama, sama-sama berharga dalam hidup dan bridge . Mencoba untuk mengerti
situasi dari sudut pandang orang lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI