Berdasarkan pengalaman di babak penyisihan China Girls U26 bukan lawan yang mudah.
Pertama mereka lebih tinggi peringkat dari tim kita karena sampai session keenam mereka masih memimpin ditempat teratas dengan 200.27 VP. Angka ini sudah tidak mungkin terkejar lagi oleh Djarum Indonesia Girls U26 yang berada diperingkat ketiga dengan 179.74 VP.
Apalagi pada sessi terakhir China Girls U26 mendapat perolehan 12 VP karena bye.
Kedua kita kalah dua kali pada babak penyisihan, pada putaran pertama kalah tipis 9.69 -10.31 VP, tapi pada putaran kedua kalah telak 0-39 -- 19.61 VP. Akibat dua kekalahan ini maka Indonesia pada babak final sudah kalah duluan 12 imp sebagai carry over.
Untuk bisa mengalahkan China, NPC harus mengevaluasi hasil dua pertandingan babak penyisihan untuk menetapkan strategi menghadapi babak final.
Menentukan line-up pemain yang akan diturunkan serta diturunkan melawan siapa akan menjadi salah satu kunci kemenangan.
Semoga pemain kita mampu membendung dominasi China dengan mengalahkan mereka di final.
Kita sudah melakukannya tahun 2016 di babak 8 besar Kejuaraan Dunia di Salsomaggiore dan tahun 2019 di final The 23rd APBF Youth Championship di Bangkok, Thailand.
Sementar itu di nomor Kidz U16, tim Indonesia yang diperkuat Keyla Al Zackylah, Febriansyah,Randy Arifin dari Kalimantan Timur dan Matthew Paul Lombonuang dari Sulawesi Utara dengan  Non Playing Captain Oktavianus Batara, Pelatih Very Pangkerego dan dua official pendamping Agnes O. Nebath dan Ester Darnisa Soriton masih belum bisa berbuat banyak dan berada di posisi terakhir.
Semoga pengalaman berharga yang mereka dapatkan di Ning Bo bisa memacu mereka untuk lebih giat berlatih, Perjalanan karier mereka masih sangat panjang untuk olahraga bridge yang tidak mengenal usia.