Mohon tunggu...
Bertha Virginia
Bertha Virginia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Semester 5 Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Voice Over Talent | Announcer | Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hoax, Imbas dari Kemudahan Jurnalisme Online di Era Digital

26 Oktober 2020   09:17 Diperbarui: 26 Oktober 2020   09:29 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses mencari, memeroleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan meyampaikan informasi atau dikenal dengan prinsip 6M di dalam jurnalistik terabaikan oleh konsep kecepatan penyebaran berita di media sosial. Mempertimbangkan setiap orang dapat menjadi sumber penyebar berita di media sosial menyebabkan informasi yang menyebar sulit untuk dipertanggungjawabkan. 

Walau penyebaran informasi yang cepat menjadi poin penting di era digital yang tidak membatasi ruang dan waktu, masalah kredibilitas seperti hoax tidak bisa membuat kita abai. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sebagai bagian dari generasi Z, berita saya berasal dari apa yang saya temukan ketika berselancar di media sosial. Terdengar egois dan menyudutkan media cetak, namun inilah fakta yang terjadi di lapangan.

Media cetak pun mengerti dan memahami situasi yang sudah berubah ini, sehingga di tahun 2000-an, banyak media cetak yang akhirnya menambah akses  ke media online untuk bersaing dalam memberitakan dan memberi informasi kepada khalayak.

Generasi Z dan media sosial ibarat sepasang sepatu yang terlalu sulit jika tidak bersama, eaa. Baru-baru ini, banjir melanda daerah saya di Nanga Pinoh dan kejadian itu menyebabkan jaringan di daerah saya tidak stabil.Efek samping yang saya rasakan adalah ketertinggalan informasi. Saya merasa saya kehilangan sumber informasi yang up to date dari media sosial. Makhlum, keluarga saya tidak berlangganan koran lagi dan TV pun sudah jarang disentuh.

Bicara tentang perbandingan media cetak dan media online melalui sudut pandang saya, hoax sedari zaman media cetak kemungkinan terjadinya sudah ada. Bisa jadi media cetak dipegang oleh kekuatan mereka yang memiliki kepentingan tertentu sehingga pemberitaan menyudutkan pihak lainnya. Namun karena keterbatasan informasi yang dapat kita terima, kita menganggapnya sebagai hal yang benar.

Berbeda dengan berita yang hadir di media online, jumlahnya beragam dari segala sudut. Ditambah kehadiran jurnalisme warga (salah satunya saya yang sedang menulis di Kompasiana), penyebaran sebuah informasi menjadi sangat bercabang dan luas. Hoax menjadi semakin dikenal namun sulit juga untuk dideteksi. 

Pada dasarnya, hoax atau berita palsu dapat hadir dimana saja, terlepas dari konteks media cetak atau media online. Semua tergantung pada kita sebagai penerima informasi dalam menyikapi segala jenis informasi yang masuk.

Jurnalisme Online

Perkembangan teknologi informasi membawa kita pada jurnalisme yang berkembang pesat. Dahulu, platform penyebaran informasi hanya berdasarkan pada monoplatform, sekarang penyebaran sudah bisa menjangkau audio, teks, dan visual (multiplatform). Jurnalisme online memegang efesiensi dalam proses memberi dan menerima sebuah informasi.

Penyebaran mudah dilakukan tanpa perlu proses yang lama, begitu pula timbal balik berupa komentar yang bisa kita berikan, cepat dan praktis. Selain itu, terbukanya kesempatan bagi siapapun menjadi seorang jurnalis, diambil peluangnya oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan hal-hal tertentu, hoax salah satunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun