Mohon tunggu...
Bertha Virginia
Bertha Virginia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Semester 5 Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Voice Over Talent | Announcer | Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Her (2013), Teknologi sebagai Obat Kesepian

20 Oktober 2020   03:36 Diperbarui: 20 Oktober 2020   04:20 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Her (2103) berangkat dari ide dan juga realitas di masa depan mengenai kehadiran AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. Kecerdasan yang diprediksi lebih canggih daripada siri.

Penggambaran film juga cukup detail namun klasik mengenai kemajuan teknologi. Jika dilihat dari scene awal, Theodore tidak perlu menulis atau ribet mengetik walaupun pekerjaannya adalah penulis surat. Dengan mudahnya, Theodore hanya tinggal menyebutkan kata demi kata dan tampilah tulisan tersebut di layar.

Walau menampilkan zaman yang serba canggih, keklasikan masih bisa dirasakan melalui gadget yang simple (atau mungkin ini gambaran gadget masa depan?) dan style pakaian yang dikenakan.

Film Her (2013) yang memeroleh rating 95% mengingatkan saya kepada kita yang sekarang sibuk mengakses gadget dan akhirnya menyebabkan pepatah "yang jauh jadi dekat, yang dekat jadi jauh" terwujud.

Sumber: rottentomatoes.com
Sumber: rottentomatoes.com
Theodore, representasi sadboy & sadgirl

Sumber: Tangkapan layar
Sumber: Tangkapan layar

img-1249-5f8dec97d541df3b0741a162.jpg
img-1249-5f8dec97d541df3b0741a162.jpg
Sejenak, saya mengingat kembali waktu saya memiliki 'someone special'. Serasa dunia milik berdua memang dan jujur saja ketika itu pula saya jarang mengakses gadget karena selalu bersama dengan orang yang mengerti dan bisa saling berbagi cerita. Namun, semua berbalik keadaannya ketika akhirnya status jomblo kembali disandang.

Rasa kesepian itu kian lekat dan tidak semua orang bisa menemani masa rapuh ini. Pada akhirnya, jalan pintas yang saya ambil adalah dengan mengakses gadget dan mengisolasi diri dari keramaian. Karena jujur saja, saya adalah Theodore yang hampa di tengah keramaian dan gadget menjadikan saya sebagai pusat untuk menerima hal yang 'lebih bahagia'.

Sumber: Tangkapan layar
Sumber: Tangkapan layar
Theodore, berdasarkan analisis text dan dihubungkan dengan teori psikoanalisis, ketidaksadaran pada individu yang punya peran juga dalam diri seseorang (Savitra, 2017).

Seperti cuplikan film di atas, Theodore dan kepribadian 'id' menyebabkan dia tidak memandang segala hal dengan baik adanya. Dalam artian, ia jarang melakukan kehidupan sosial namun banyak menghabiskan waktu dengan menjadi seorang yang introvert tanpa memikirkan konsekuensi di depan.

Sumber: dazeddigital.com
Sumber: dazeddigital.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun