Mohon tunggu...
Berric Dondarrion
Berric Dondarrion Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

House Baratheon of Storm's End

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kala Tionghoa Indonesia Bicara Prabowo

18 Juni 2014   23:06 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:13 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

2. Jokowi menaikan NJOP dan PBB di Jakarta sebesar 300% tanpa berpikir kemampuan rakyat untuk membayar demi pencitraan bahwa dia berhasil menaikan pendapatan asli daerah (PAD) sementara dia hanya menaikan NJOP dan PBB rumah Ahok sebesar 57%, dan sekalipun pajak naik mencekik leher tapi tidak ada satupun pembangunan atau hasil yang diberikan kepada rakyat, bahkan banjir dan macet makin parah. Perbuatan Jokowi tidak patut ditiru dan kita justru harus meniru Tian Chengzi pejabat dari Kerajaan Qi karena dia mengambil sedikit dari rakyat tapi memberikan keuntungan yang sangat banyak misalnya mengambil sedikit daging setelah memotong kerbau dan membagikan sisanya kepada rakyat banyak.

3. Mantan Wakil Gubernur Prijanto mengungkap bahwa banyak pegawai Pemprov DKI mengeluh karena walaupun di luar terlihat dekat dengan rakyat tapi sifat asli Jokowi feodal dan otoriter karena dia tidak dekat dengan pegawai Pemprov, tidak pernah memberikan petunjuk atau cara melaksanakan pekerjaan tapi justru mengorbankan pegawai ketika terjadi kesalahan (contoh kasus Udar Pristono). Ini jelas pelanggaran nilai etis China di mana atasan seharusnya memperlakukan bawahan dengan kebaikan hati.

4. Sifat Jokowi yang selalu (catat selalu dan konsisten) mencari-cari alasan untuk bisa menyalahkan bawahan atau orang lain setiap kali dia berbuat salah mengingatkan saya dengan kisah teguran Jenderal Zhu Guo kepada Raja Zhao Jianzi, Raja Jin karena menyalahkan pasukannya yang tidak mau maju menyerang dengan berkata "Menyedihkan, moral pasukan turun begitu rendah." Jenderal Zhu Guo langsung menegur dengan berkata: "Mana bisa tentara disalahkan bila komandan tidak cakap?" Sebagai bukti Jenderal Zhu Guo mengatakan bahwa pasukan yang dipimpin Raja Jin adalah pasukan elit yang telah menolong Raja Xian mengalahkan belasan negara, pernah menolong Raja Hui ketika diserang Qin, pernah mengalahkan tentara Chu lima kali dan membebaskan Raja Xiang saat terkepung. Kesimpulan? Mana bisa Jokowi menyalahkan pemerintah pusat atau bawahan bila dia sendiri tidak cakap?

5. Kita sering melihat bahwa Jokowi sangat gemar membual dan menunjukan dia berhasil di sini, berhasil di situ, tapi ketika dilihat lagi ternyata tidak ada satupun keberhasilan Jokowi baik sebagai pengusaha maupun Walikota dan Gubernur yang layak dibanggakan. Mau bicara bisnis funitur? Sering ditolak Eropa karena kualitasnya buruk; mau bicara pemerintahan di Solo? Semua ilusi keberhasilan Jokowi sudah terbuka dan terbukti gagal; sementara hasil di Jakarta? Gagal total, mangkrak semua dan saya adalah saksi hidup yang telah melihat semua "hasil Jokowi" secara fisik dan bukan sekedar foto-foto pencitraan. TPID saja tidak mengerti. Dibandingkan dengan Prabowo? Dia tidak pernah ke sana sini memamerkan jasanya yang kalau mau jujur sangat banyak itu, misalnya:

- Umur 16 tahun mendirikan LSM pertama di Indonesia di bidang sosial yaitu LSM Pembangunan.

- Sebagai prajurit Kopassus berhasil menangkap Nicolau Lobato, Presiden Fretilin.

- Memimpin operasi penyelamatan peneliti Ekspedisi Lorentz 95 yang disekap OPM.

- Tim Prabowo berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di Gunung Everest, dll

Di sini terlihat bahwa Prabowo Subianto lebih memenuhi sifat seorang manusia menurut ajaran Lao Zi, penulis kitab Dao Dejing, bahwa manusia harus menunjukan kelembutan, tidak kaku, terus terang, tidak licik, tidak egois, rendah hati, tidak sombong serta berpikiran jernih alamiah. Maksudnya orang yang pintar dan berpengetahuan luas biasanya pasti merendah sedangkan orang yang bodoh biasanya pura-pura arif dan pura-pura sukses. Intinya adalah orang berbudi tinggi biasanya bersahaja, mereka tidak angkuh, tidak sombong dan tidak suka berhayal yang muluk-muluk dan Prabowo memenuhi kriteria ini.

Kita ambil contoh, Jokowi di masa SMA terkenal angkuh dan sombong karena dia kaya raya dan bisa naik motor sementara temannya naik sepeda, dan tidak mau bergaul kecuali ada perlu misalnya pinjam catatan. Sedangkan Prabowo terkenal bergaul akrab dengan anak buahnya sampai dia bisa langsung ingat namanya ketika tidak sengaja bertemu puluhan tahun kemudian.

Jadi mana yang anda mau memimpin negara ini, Jokowi atau Prabowo? Pilihan di tangan anda dan ingat salah memilih hanya akan mendatangkan penyesalan selama lima tahun dan saat itu sesal sudah tidak ada gunanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun