Mohon tunggu...
Berny Satria
Berny Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis bangsa

Bangsa yang Besar adalah yang berani berkorban bagi generasi berikutnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beragama Asal Comot

26 Mei 2018   09:56 Diperbarui: 26 Mei 2018   10:04 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
itawakitsumaki.blogspot.com

Sampai nabi Muhammad mendapatkan kaum Aus dan Khazraj (kaum Anshar) sebagai Penolong perjuangan yang menyediakan daerahnya untuk menampung  dan menerima kehadirannya. Ia dan para pengikutnya berpindah Ke Kota Yastrib (yg kemudian diganti namanya menjadi Kota Madinah). Ia dan para sahabat mendapatkan perlindungan, sehingga dapat dengan Merdeka membina umat Nya untuk menjadi penengah serta Pemberi solusi bagi segala permasalahan di Kota Yastrib-Madinah.

Di Kota Madinah inilah beliau dapat membina, menguatkan keyakinan, membuka lahan pertanian, perkebunan, peternakan, hingga dapat membentuk angkatan perang demi melindungi warga Madinah yang penduduknya plural terpecah menjadi beberapa golongan kepentingan.

Karena nabi Muhammad sudah dapat membina kekuatan secara fisik, maka Tuhan menurunkan kiat yg sesuai dg kondisi nabi pada saat itu. Ayat perang, hukuman cambuk - rajam bagi pezina, dan ayat-ayat yg menjadi acuan bagi nabi Muhammad untuk melaksanakan hukum Tuhan secara utuh, menjadi acuan dalam kesehariannya. Ini disebabkan karena secara de facto dan de jure Ia sudah memiliki legalitas untuk melaksanakan hukum Tuhan karena penduduk Madinah sudah setuju dan sepakat untuk nenjadikan nabi Muhammad sebagai orang yg dipercaya untuk memimpin mereka.

Maka ayat-ayat yg turun kemudian disebut sebagai ayat-ayat Madaniyah. Yakni ayat yg turun dikala nabi dan para sahabat sudah memiliki legitimasi untuk melaksanakan hukum Tuhan.

Ayat Makiyah dan ayat Madaniyah ini terdapat dalam Al-quran.

Banyak orang yang secara spontan "mencomot" ayat dalam Al-quran sebagai pembenaran tindakannya. Sehingga hari ini ada orang yg tergerak untuk melakukan pembunuhan kaum yg dianggap "kafir", disebabkan Ia membaca ayat Madaniyah dan merefleksikannya sebagai kekuatan hukum dari Tuhan untuk melaksanakannya. Padahal Belum memiliki legitimasi hukum untuk melaksanakannya. Sehingga terjadilah teror peledakan bom bunuh diri, perang "hit and run" masuk-keluar hutan, dan tindakan-tindakan yg sesungguhnya bisa dilakukan nabi Muhammad tatkala beliau sudah memiliki kekuatan dan territorial untuk melaksanakannya.

Atau ada pendapat yang mengatakan bahwa tertulis pertentangan kaidah dalam Alquran. Yakni Satu ayat tertera tidak boleh merespon keras terhadap orang-orang yang belum yakin, namun di ayat lain Justru harus mengejar dan membunuh dimanapun orang "kafir" berada. Persepsi itu muncul karena tidak melihat pada kondisi apa ayat yang dibaca diturunkan. 

Pada kondisi Makiyah tentu menjadi konyol dan tidak bermartabat tatkala Ada pihak yang memperolok, tetapi meresponnya secara emosional. Namun tatkala sudah memiliki legitimasi hukum, ayat Madaniyah Justru menunjukan keharusan untuk menangkal bibit dan potensi pembangkangan Kepada sebuah hukum. Karena hukum yang sudah menjadi konstitusi, dalam pelaksanaannya bersifat memaksa, bukan persuasif. 

Ketabuan inilah yang terjadi pada kondisi hari ini. Seolah-olah hukum Tuhan bertabrakan kaidahnya, sekolah hukum yang dijalankan nabi beragam aplikasinya. Padahal ayat Makiyah atau Madaniyah adalah strategi dari Tuhan bagi manusia yang ingin kembali Kepada hukum Tuhan agar misi Nya dapat terwujud dan berlaku di muka bumi.  

Tinggal Bagaimana bacaan kita hari ini tentang kondisi Kita sendiri, apakah hari ini hukum Tuhan sudah dapat dilaksanakan, atau belum? Apakah kondisi kita sama dengan Nabi Muhammad ketika sudah ada di Madinah, atau masih ada di Mekah?

Jika Kita merasa hari ini adalah kondisi Madaniyah, maka wajib bagi Kita untuk melaksanakan ayat-ayat Madaniyah. Menangkap dan menggantung para koruptor, menerapkan hukum dagang tanpa riba, berlatih perang untuk mengantisipasi musuh, dan bisa memiliki senjata untuk mendukung aksi demi hukum Tuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun