Mohon tunggu...
Lily Irawati
Lily Irawati Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Saya senang travelling, membaca .Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Goresan Ibu

18 Mei 2022   05:24 Diperbarui: 18 Mei 2022   05:30 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nak.....

            Saat senja mulai datang, penerang alam perlahan menghilang berganti malam begitulah Sang maha Pencipta yang mengaturnya, saat itu juga kau baru saja menjejakkan kakimu dirumah saat ibumu menelepon untuk menanyakan kabar. "Ibu baru saja aku sampai "katamu, namun  kau tetap berbincang dengan ibumu kau senang saat melihat ekspresi ibumu bahagia sekalipun mungkin kau lelah ,capek.  Beruntung sekarang  ada Handphone setidaknya ibumu bisa melepaskan rasa kangennya bisa melihatmu lewat video call.

Nak...

Percayalah Tuhan mempunyai rencana besar untukmu ,rencana yang kita tidak pernah ada yang tahu hanya Tuhan Allah sendiri yang tahu, sabar dan prihatin dan jangan pernah putus untuk selalu memohon kepada sang Pencipta alam semesta, berceritalah kepadaNya apapun masalahmu apapun keluhanmu,jangan bercerita kepada sesama manusia karena rambut boleh sama hitam tapi hati manusia tidak ada yang tahu. Ibumu yakin kau akan kuat dan selamat. Cintailah ,syukurilah apa yang sudah Tuhan berikan, jadilah orang baik seperti namamu yang memiliki arti pemberani dan jujur. Bekerjalah dengan jujur, dengan hati, karena  orang pintar itu banyak  namun mencari orang jujur itu sulit.

Nak..

Kau hadir saat menjelang subuh saat suara adzan dari masjid jelas berkumandang, suara tangismu jelas, dan semua terkejut  melihatmu yang lahir dengan banyak lilitan tali pusat , ada suster yang bersuara untung tidak tercekik lehernya, ada juga yang nyeletuk besarnya nanti pasti ganteng ini , bu bidan yang menolong juga mengatakan  kupingnya caplang pasti nantinya jadi orang hebat orang sukses. Tidak hanya mereka begitu kau sampai rumah tetangga juga mengatakan hal yang sama tentang dirimu, waktu itu juga seorang mbah mengatakan nantinya anak ini jadi orang hebat,sukses dan memiliki rasa welas asih kepada sesama kalau dilihat dari hari lahir dan wetonnya. Ibumu sangat tidak paham mengenai hari baik dan weton,namun semua doa yang baik kita amin kan . Apapun itu dirimu rasa sayang ibumu tidak berubah, harapan ibumu juga sama seperti harapan dan doa simbah,suster,bidan serta lainya. Masih ingatkah nak waktu itu  malam jam 23.30 kita menerjang malam dalam hujan deras sangat deras, saat itu kau dalam dekapan erat ibumu dalam gendongannya, saat itu usiamu masih tiga bulan dan kau sama sekali belum mengerti apapun,  kau hanya diam tidak menangis mungkin kau merasakan apa yang  ibumu rasakan. Kau tahu nak ibumu sama sekali tidak takut saat itu karena yakin Tuhanlah yang menjaga  kita .

Waktu berlalu begitu cepat kau yang dulu dalam dekapan  ibumu, kini kau tumbuh menjadi seorang lelaki yang gagah dan ganteng, Lelaki tegar dan kuat , tetap  semangat apapun kata orang tentangmu jadikan itu sebagai penyemangat dan cambuk  dirimu untuk maju dan lebih baik lagi. Tunjukan pada mereka yang mengecilkanmu, tunjukan pada gurumu yang dulu selalu mengatakan dirimu Madesu ( masa depan suram) ,tidak akan punya kawan, tidak akan bisa ke perguruan tinggi.Ternyata dari semua kata yang menyudutkanmu semua tidak benar dan menjadi nyata, karena doa ibumu lebih kuat dan didengar Tuhan ,apapun akan dilakukan seorang ibu demi anaknya.

Nak....kalau saat ini dirimu jauh bukan berarti ibumu tidak menyanyangimu, kalau ibumu diam bukan berarti tidak mau tahu. Ibumu bangga nak kau berani merantau sendirian ditempat baru yang asing buatmu,tanpa ada sanak saudara disana. Ibumu bukan tidak peduli tapi ibumu yakin kau mampu melewati semuanya anggap saja sebagai pelajaran hidup.  Kadang ada rasa bersalah, kadang ada rasa sedih saat  mendengar kau sedang menggoreng bawang merah untuk lauk makan hampir setiap hari,karena uangmu tidak cukup sedih saat mendengar keluhanmu, Namun dibalik semua itu ibumu ingin kamu belajar prihatin, belajar menata hidupmu,belajar mengatasi masalah sendiri, belajar bagaiamana sulitnya mencari uang. Ketika  dirimu sakit ibumu juga merasakan sakit karena ada ikatan bathin antara ibu dan anak.  Ibumu yang gelisah lalu berucap" Tuhan lindungi anakku'.

Nak....sekalipun ibumu tidak ada didekatmu tapi doa ibu selalu dan tak pernah putus .Kau tahu nak ada yang selalu menjagamu setiap saat sapalah Dia, saat pagi , saat malam dan  saat kau akan melakukan sesuatu, atau saat kau melangkah kemanapun sebutlah namaNya dan  bersyukurlah atas berkat  kasihNya.

Nak ...hidup dirantau sendirian tapi jangan pernah merasa sendirian  orang disekitarmu adalah pengganti keluargamu saat ini, berbuat baiklah dan bersopan santunlah dengan orang orang di lingkungan sekitarmu, jika terjadi apa apa mereka yang menologmu pertama kali bukan ibumu yang jauh. Seperti pepatah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Nak kau pernah bercerita tentang seekor kucing kecil  yang ditinggal induknya karena memang ada masanya anak kucing harus lepas dari induknya,tidak menyusu induknya lagi dan mencari makan sendiri, berjuang sendiri untuk hidup, namun induk kucing tetap mengamati dari jauh dan akan datang saat ada kucing lain yang akan menyerang mereka. Seperti itulah dirimu.

Nak..... anakku sayang ....

Palembang  150522

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun