Mohon tunggu...
Bernadetha Wahyu A
Bernadetha Wahyu A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Andai, sebuah kata yang diperlukan untuk membantumu menerima hal-hal yang sulit diterima.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Hujan

30 Juli 2021   21:33 Diperbarui: 30 Juli 2021   21:36 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan tak turun mencari pelabuhannya
Ia masih bimbang
Hatinya seperti kapas yang remang-remang
Harus turun segera atau menanti tempat yang tepat

Pertanyaannya tak kunjung dijawab
Tak ada yang bisa meyakinkan dirinya
Ia masih bertanya-tanya
Haruskah ku bantu meramal?

Maukah hujan dengan mereka yang menata kota secantik mungkin
Atau pedesaan yang tampak bak dunia fantasi

Mungkin tak keduanya
Karna hujan pernah berbagi kisah
Kisahnya yang salah menjatuhkan pilihan
Semua berawal dari hijaunya lahan

Segarnya aura hijau melemahkan hati
Membuat silau mereka yang lemah
Terkadang penampilan menipu mata
Bahkan mencoba merayu dengan lapangnya rerumputan

Hujan terpikat begitu saja
Mengizinkan air turun membasahi lahan itu
Tak sedikit dari penghuni bumi terbirit
Membicarakan bagaimana bisa hujan diperdaya

Tak lagi sama,
Hujan menunda menurunkan air
Memilah seksama segala dengan curiga
Menentukan tidak semudah dahulu
Tanpa menerima cibiran kejam

Kini ia masih belum menemukan
Pelabuhan yang tepat untuk dirinya
Menetap memang pilihan yang rumit
Apa aku bisa menuntun hujan?
Bertemu dengan pencipta pelabuh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun