Mohon tunggu...
Berlian MD
Berlian MD Mohon Tunggu... -

Tuangkan semua idemu, mimpimu, dan semua harapanmu dalam rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Aku, Mencoba, dan Memahami

11 Oktober 2017   11:50 Diperbarui: 11 Oktober 2017   11:56 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panggilan Illahi membangunkanku di pagi petang

Lewat hamba-Nya kalimat indah itu diserukan lantang

Kini t'lah tiba waktuku bersujud dan memuja

Tak kupungkiri jika jin bernama kantuk menggantung di kedua mata

Namun aku rindu,

Dan rindu itu t'lah membelengguku

...

Pagi, kubuka dengan khayalan yang tak berarti

"Mentari dan embun, seperti dua insan yang tak mungkin dipisahkan..."

"Mencoba bersama, namun mereka berbeda..."

"Seperti abdi yang melamunkan Pangeran Kodok berubah hingga datang senja..."

Aneh!

Kuputuskan tuk kembali, tinggalkan khayalan purba

Bersiap, menuju tempat yang 'katanya' penuh ilmu guna menggapai mimpi

...

Siapakah aku?

Dua tahun lebih rutinitas duduk dan menjadi pendengar baik

Bertanya tanpa ada arah tujuan, seringkali digunakan untuk menjatuhkan teman

Terkadang ketika giliran tiba, ku mencoba bahkan 'berpura-pura' menjadi pemateri handal

Siapkah aku berhadapan dengan masa depan?

Jika tempat dimana ilmu bertahta laiknya colloseum tempat para gladiator berada

Membuka dan membaca buku, setidaknya menapik datangnya dusta

Namun menjadikanku sosok yang dzolim detik itu juga

...

Secepatnya ingin kupergi, meninggalkan area dimana Gladiator berdiri

Mencari tempat duduk dan menyepi

Kucoba memaknai segala yang terjadi selama seperempat hari

Memaknai setiap peristiwa berteman segelas es cokelat di siang bolong ini

Setiap kata yang kucerna terasa hambar,

Seakan -- akan lambung akal ini menginginkan mereka keluar

Setidaknya segelas es cokelat cukup mencairkan suasana,

Membekukan diksi kata tanpa arti yang keluar dari mulut mereka

...

Ah sudahlah, kucukupkan bulir huruf ini membentuk kata

Menyusunkan kalimat tanpa arti dan bersifat fana

Karna yang kekal hanyalah Tuhan Yang Maha Esa

...

Tulisan hina ini kusambung ketika senja

Dan akan kutulis tentangmu,

Cinta...

Malang, 11/10/2017

Ocehan Berlian Meilya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun