Mohon tunggu...
Berlian Susetyo
Berlian Susetyo Mohon Tunggu... Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya, UPTD Museum Negeri Sumatera Selatan

Local History Writer and Museum Researcher | Sejarah merupakan bagian dari hidup. Dimana didalamnya terdapat proses terciptanya sebuah bangsa dan negara. Pengetahuan dan wawasannya dirasa perlu untuk menunjang rasa keingintahuan seseorang. Maka dari itu; cari, ketahui, temui dan pelajarilah sejarah! Sebab hanya orang yang mempelajari sejarah yang dapat menjalani hidupnya di masa depan dengan lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Simpang RSEA Lubuk Linggau, bukan RCA penyebutannya

21 Maret 2025   04:26 Diperbarui: 23 Maret 2025   11:53 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi warga Kota Lubuk Linggau dan sekitarnya, tentu tidak asing dengan simpang pertigaan Jalan Lintas Tengah Sumatra, dikenal dengan Simpang RCA. Orang-orang menyebutnya RCA, namun berdasarkan informasi sejarah yang sebenarnya ialah Simpang RSEA. Penyebutan Simpang RCA untuk mempermudah penyebutan oleh masyarakat lokal Lubuk Linggau.

RSEA (Ret-Ser Engineering Agency) ialah perusahaan kontruksi asal Taiwan yang membangun jalan raya pertigaan ini mulai tahun 1979. Tulisan 'RSEA' terpampang hampir di semua alat berat dan dumptruck pada proyek pembangunan jalan tersebut. RSEA tidak hanya terlibat dalam proyek-proyek pembangunan dalam negeri yang penting seperti di China, sejak tahun 1966 RSEA juga telah melaksanakan proyek-proyek yang menantang di luar negeri seperti Liberia di Afrika dan Kosta Rika di Amerika Tengah. Selain itu, RSEA juga telah memperluas investasi dan pengembangan di AS, Kanada, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Sebelum adanya simpang RSEA, jalan menuju ke arah Kabupaten Musi Rawas Utara dan Provinsi Jambi masih menggunakan Jalan Jenderal Sudirman. Namun ramainya mobilisasi pasar sehingga pemerintah kala itu membangun jalan baru melalui perusahaan RSEA untuk menunjang kelancaran transportasi penghubung antara Sumatera Selatan, Bengkulu dan juga Jambi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun