Program "Sekolah Ramah Anak" dari Kemendikdasmen sudah mencontohkan hal itu. Lewat kolaborasi keluarga, sekolah, dan lingkungan, tercipta ruang belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi semua anak. Saya sendiri merasakan bagaimana suasana seperti itu membuat belajar terasa ringan, tanpa beban, tapi tetap bermakna.
Refleksi Seorang Siswi
Saya, Berliani, bersyukur punya orang tua yang sabar dan guru yang peduli. Mereka tidak hanya mengajarkan pelajaran di buku, tapi juga pelajaran hidup: menghargai, mendengarkan, dan berbuat baik.
Sekolah ramah membuat saya tidak takut salah.
Sekolah ramah membuat saya percaya, bahwa setiap anak bisa hebat dengan caranya sendiri. Dan dukungan dari rumah memberi saya keberanian untuk terus melangkah, bahkan saat lelah.
Saya ingin setiap anak di Indonesia merasakan hal yang sama belajar dalam lingkungan yang aman, diterima, dan bahagia. Karena pendidikan sejati bukan tentang siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling mau berproses dan berbagi kebaikan
Dari rumah ke sekolah, dari tangan orang tua ke bimbingan guru, setiap anak menapaki perjalanan yang sama: tumbuh. Dan agar tumbuh itu indah, dibutuhkan kerja sama yang tulus dari dua arah rumah dan sekolah.
Seperti pesan dari Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat:
"Anak hebat bukan hanya yang unggul di nilai, tapi juga yang berani, peduli, dan punya hati baik."
Karena sejatinya, anak hebat lahir bukan dari tekanan, tapi dari dukungan yang penuh cinta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI