Mohon tunggu...
berliana nurhaliza kusumah
berliana nurhaliza kusumah Mohon Tunggu... mahasiswa unisba bandung

mahasiswa UNISBA Bandung yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapai Kebahagiaan Sejati

21 Juni 2025   04:28 Diperbarui: 21 Juni 2025   04:28 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggapai Kebahagiaan Sejati

*Manusia hidup di dunia hanya satu kali. Maka, berjuanglah untuk kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.* (KH.A. Dahlan)

Hidup hanya sekali, maka hiduplah yang berarti. Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap orang pasti menginginkan hidup bahagia. Dan seperti yang digariskan dalam Islam ketika seseorang ingin bahagia di dunia dan akhirat maka terdapat hubungan dengan Allah (Hablu minallah) dan hubungan dengan manusia (Hablu minannas) yang dijabarkan dengan perilaku kita. Dan keduanya harus baik karena hubungan dengan manusia pun untuk mencari ridho Allah. Maka dari itu, menjadi bahagia adalah bagaimana dominannya afek positif dan merasa puas terhadap hidup yang dijalaninya.

Menurut KBBI kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran  atau perasaan kesenangan, ketentraman hidup secara lahir dan batin yang maknanya adalah untuk meningkatkan visi diri. Dengan demikian, kebahagiaan atau kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens.

Sedangkan menurut  Al-Ghazali kebahagiaan itu bisa di capai ketika manusia sudah mampu menundukkan nafsu (yakni nafsu hewan dan setan pada dirinya) dan menggantinya dengan sifat malaikat (suci). Menurutnya, orang yang memiliki bahagia tertinggi adalah manusia yang telah terbuka hijabnya terhadap Allah sehingga ia merasa dirinya terkontrol oleh Allah di manapun dan kapanpun akan selalu menebarkan kebaikan terhadap sesamanya. Allah berfirman :

Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula). (Qs. Rahman : 60)

Sehubungan dengan ayat 60 ini Ibnu Abi Hatim menjelaskan hadits dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah membaca ayat (yang artinya), "Tidak ada balasan kebaikan selain kebaikan," kemudian beliau bertanya, "Apakah yang kalian ketahui dari firman Tuhan tersebut?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Nabi lalu menjawab, bahwa "Allah berfirman, 'Tidak ada balasan kebaikan bagi mereka yang Kuberi nikmat dengan mengesakan (Aku) kecuali surga." (Riwayat Ibnu Abi hatim, Ibnu Mardawaih, dan al-Baihaqi)

Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa tidak ada ganjaran bagi perbuatan yang baik kecuali kebaikan pula. Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:

 "Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. (Yunus/10: 26)

Oleh karena itu, jangan biarkan hati kita gundah gulana, meski hal yang kita alami saat ini  sangat menyesakkan dada. Karena sungguh Allah swt telah menetapkan semuanya terjadi hanya demi kebaikan hidup kita. Percaya saja pada Allah swt sepenuhnya. Jangan beri ruang hati untuk ragu apalagi mengutukinya. Tunggulah kejutan indah luar biasa dari-Nya. Saat kita yakin bahwa takdir tidak akan pernah tertukar, maka hati akan terasa tenang. Hidup tidak hanya sebatas untung dan rugi. Ada tiga hal yang tidak boleh hilang dalam perjuangan hidup ini. Doa, sabar dan ikhlas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun