Lebaran tetap kerja? Udah biasaaa.....
Tidak hanya Lebaran, cuy..., Natal, Tahun Baru, Imlek, Nyepi, 1 Mei, 17 Agustus, yang semuanya adalah tanggal merah di kalender negara plus enam dua, si Gober (bukan nama sebenarnya) tetaplah bekerja. Karyawan teladan banget, kan?
Setidaknya itu yang selalu dikatakannya kepada segenap keluarga besarnya. Baik kepada anaknya, ibunya, ayahnya, kakaknya, adiknya, sebagai alasan untuk tidak berkumpul bersama mereka.
Aneh nggak? Aneh nggak? Ya anehlah, masak nggak!!
Memangnya apa sih pekerjaan Si Gober?Â
Si Gober merupakan seorang karyawan di sebuah perusahaan kontraktor proyek pembangunan menara telekomunikasi, bagian survey dan perijinan. Memang sih, jam kerjanya tidak menentu, sesuai kebutuhan dan keperluan. Tempat kerjanya pun bisa berpindah-pindah, sesuai lokasi proyek.
Semula, keluarga besarnya bisa memahami, kalau si Gober sering kali tidak bisa berkumpul saat hari raya. Kalau pun mudik, hanya bisa satu hari. Kadang malah cuma beberapa jam saja! Parah, kan....
Seperti tidak ada kerinduan untuk bertemu dengan ayah ibunya. Bahkan dengan anaknya sendiri, Gober seperti tidak rindu.
Berbagai alasan yang berkaitan dengan pekerjaannya selalu dia utarakan. Sedang mengerjakan proyek-lah, mau survey-lah, mau mengurus perijinan-lah, dan berbagai alasan lainnya. Sehingga Si Gober sering kali tidak muncul ketika keluarga besarnya berkumpul bersama.
Padahal waktu bertemu orangtua dan keluarga besar sangat terbatas. Hanya bisa terjadi pada masa liburan panjang, seperti Lebaran serta Natal dan tahun baru.
Dan situasi seperti ini terjadi bertahun-tahun lamanya.
Jadi ingat lagu Bang Toyib ya, hehe...
Lha, Si Gober sudah menikah, belum? Ya tentu sudah, kan sudah punya anak.Â
Kuy, ah...
Jadi begini, Si Gober itu sudah menikah. Tetapi ketika usia pernikahannya baru menginjak beberapa tahun, Gober berpisah dengan istrinya, tetapi tidak bercerai.
Lha koq bisa? Ya bisa, karena memang aturannya seperti itu. Tidak boleh bercerai.
Setelah berpisah dengan istrinya, anak semata wayang Gober diasuh dan tinggal bersama orangtua Gober.
Keluarga besar Gober sebenarnya sudah berulang kali menyarankan Gober untuk berbaikan kembali dengan istrinya, dan hidup bersama lagi. Apalagi mereka masing-masing hidup sendiri. Alangkah baiknya bersatu kembali. Tetapi Si Gober asli kepala batu.
Mengaku tidak sanggup tinggal bersama kembali dengan istrinya yang katanya sudah terlalu besar dan banyak kesalahannya.
Lha, memangnya situ malaikat, nggak punya salah??
Homo sapiens itu kadang aneh ya. Menuntut pasangannya sempurna, padahal dirinya sendiri tidak sempurna, beeeuhh....
Yo wis, lah. Jadi begitulah kisah si Gober, bertahun-tahun lamanya kesulitan untuk mudik saat lebaran, bahkan di libur tanggal merah apapun, dengan alasan kerja, kerja, dan kerja...
Hingga suatu saat, ayah Gober meninggal dunia. Dan ketika sedang disemayamkan di rumah duka,... jreng, jreng, jreng.... Si Gober tiba-tiba muncul bersama seorang wanita...
Siapakah wanita ini? Tebakan yang tepat, sodara-sodara...
Yup, dialah wanita yang selalu mengambil jatah liburan tanggal merahnya si Gober!
Ternyata, eh ternyata, Si Gober sudah menikah lagi, cuy...
Diam-diam, tanpa sepengetahuan keluarga besar. Bahkan tanpa sepengetahuan ayah Gober hingga wafatnya.Â
Ya, Gober memang tidak berani berterus terang karena memang tahu pasti, ayah, ibu dan keluarga besarnya tidak akan ada yang merestui. Karena memang statusnya masih suami orang.
Jadi, bertahun-tahun, Gober membohongi keluarga besarnya, dengan alasan kerjaan, agar tidak mudik.
Keluarga Gober sebenarnya sih sudah lama curiga, tetapi mau gimana lagi? Gober sudah dewasa, pastinya tidak suka kehidupannya diatur-atur.
Ya, sudahlah. Terserah Kau saja, Gober...
Yang pasti, setiap perbuatan ada konsekuensinya. Ya, nggak? Ya, nggak? Ya iyalah, masak nggak!
Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari kisah ini.
***
Salam
Martha Weda
____
Sedikit berbagi. Diangkat dari kisah nyata. Nama dan kejadian sebenarnya disamarkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI