Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kita dan Pelaku UMKM bersama Menciptakan Keluarga Tangguh

14 Januari 2021   19:56 Diperbarui: 15 Januari 2021   08:05 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Promosi produk yang dilakukan adik ipar melalui status WA (Sumber : tangkapan layar dari status WA Wisti Anindyastika)

Semenjak mewabahnya virus COVID-19, banyak sektor yang sangat terpukul. Salah satunya adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tergerus omzetnya lantaran mimim pemasukan.

Guna mengatasi kondisi yang kurang bersahabat ini, semua pihak sebaiknya bersama-sama melakukan upaya agar UMKM bisa sbertahan, bahkan segera pulih dari dampak pandemi Covid-19. Bukan hanya pemerintah yang berusaha, namun dibarengi dengan peran serta masyarakat, serta usaha maksimal dari pelaku UMKM itu sendiri.

Peran serta masyarakat

Sebagai masyarakat, kita tidak perlu melihat jauh-jauh untuk mencari pelaku UMKM. Cukup melihat ke sekeliling kita, di sekitar rumah kita, di sekitar kantor kita, saudara atau teman kita, atau sejauh tangan kita bergerak di gawai alias toko online yang bertebaran di dunia maya.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu mereka. Namun bila kita sendiri masih memiliki keterbatasan, kita bisa memulai dengan melakukan hal-hal sederhana.

Cara sederhana yang paling mudah yang bisa kita lakukan guna mendukung UMKM, tak lain tentunya adalah dengan cara membeli produk-produk mereka, sesuai dengan kemampuan kita.

Di kantor suami, sejak pandemi, cukup banyak rekan kerjanya yang mulai berjualan. Menurunnya pendapatan karyawan di Departemen Distribusi, dari komisi dan bonus, memaksa banyak diantara mereka yang mencari tambahan penghasilan melalui berjualan.

Produk yang mereka jual umumnya berupa makanan, seperti bahan pangan beku dan berbagai jenis makanan kecil. Produk diluar bahan pangan kurang diminati.

Untuk membantu mereka, suami cukup sering membeli produk-produk tersebut. Di samping ada rasa tidak enak untuk menolak tawaran teman, ada juga rasa ingin membantu sesama karyawan. Selain itu, produk yang mereka jual adalah produk makanan yang pasti habis dimakan.

Pada awalnya, saya cukup keberatan dengan seringnya suami membawa pulang berbagai produk jualan temannya. Tapi ketika suami menerangkan bahwa harga berbagai produk itu cukup murah dan masih terjangkau, saya bisa menerimanya. Ya paling tidak, kami telah berperan membantu mereka menciptakan keluarga tangguh.

Saya sendiri, sejak pandemi, lalu membatasi diri untuk keluar rumah, termasuk ke pasar, ke mal atau ke supermarket, warung di sekitar rumah menjadi andalan utama untuk memenuhi keperluan sehari-hari, terutama kebutuhan dapur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun