Bioskop akan dibuka kembali. Itulah wacana yang rencananya akan segera terlaksana. Sekalipun pandemi Covid-19 belum berakhir.
Saya termasuk suka menonton di bioskop, walaupun nggak sering-sering amat. Kalau ada film yang bisa untuk semua umur, kami akan menonton bertiga bersama suami dan putra kami.
Umumnya yang kami tonton adalah film-film animasi dan superhero. Kalaupun ada film dewasa yang saya suka, saya dan suami hanya pergi berdua. Dan anak saya pun mengerti bahwa dia belum layak untuk nonton film tersebut.
Sensasi menonton film di bioskop memang berbeda dengan menonton film di rumah. Layarnya yang super besar, didukung visual yang megah serta audio yang membahana dan mengelegar, memberi sensasi yang berbeda.
Namun demikian, sungguhpun saya suka menonton film di bioskop, rencana terbaru untuk membuka kembali tempat hiburan ini tidak membuat saya bersuka ria. Saya bahkan tidak berminat sedikitpun meramaikan kehadiran bersama penonton lain di sana. Andaipun ada yang bayarin, alias gratis, saya tetap tidak tertarik.
Ada beberapa alasan yang mendasari ketidaktertarikan saya.
1. Situasinya belum aman
Pandemi COVID-19 ini belum berakhir. Vaksinnya pun belum final uji cobanya. Artinya virus ini masih berkeliaran di sekitar kita. Bisa berada di mana saja, dan berpotensi menyambangi siapa saja. Termasuk mereka yang menonton di bioskop.
Kendatipun pembukaan kembali tempat hiburan ini akan disertai protokol kesehatan yang ketat, kekhawatiran pasti akan tetap muncul.
Tidak ada yang menjamin mereka yang datanag ke bioskop tidak positif covid-19. Bisa saja mereka adalah OTG (orang tanpa gejala) yang terlihat baik-baik saja. Bukankah hampir 80 % kasus positif corona yang ditemukan berasal dari orang yang tidak memiliki gejala sama sekali?