Selalu begitu. Hanya umpatan dan cemoohan yang terbit dari sana. Berkali-kali bertemu muka, kau tak berbeda.
Mungkin menu utamamu setiap hari adalah sepinggan dengki dan secawan iri hati, ditutup semangkuk parutan kemunafikan.
Bila semua tak tersedia, mungkin kau ganti dengan senampan buah-buah kepahitan berlapis ketakpuasan yang selalu kau gantungkan di dada.
Seolah kau tak pernah berjumpa dengan Sang pembawa kebaikan.
Hendak sampai kapan kau ingin berdiang dalam pusaran benci?
Jkt, 16 Februari 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!