Bagi kita yang mempunyai kerabat atau keluarga dekat yang sudah tiada, pastilah kita mempunyai jadwal atau waktu-waktu tertentu untuk berziarah ke makamnya. Apakah sebulan sekali, tiga bulan sekali atau saat saat hari besar keagamaan.Â
Sejak ayah saya meninggal beberapa tahun yang lalu, saya dan keluarga pun rutin mengunjungi makamnya. Meski hanya untuk sekedar membersihkan rumput yang ada di sekitarnya dan menabur bunga di atasnya.
Lalu timbul pertanyaan, apa makna di balik berziarah ke makam keluarga?
Dari berkali-kali berziarah, saya dapat menyimpulkan dua hal.
Menghormati mereka yang sudah tiada
Mereka yang telah tiada memang sudah tidak lagi bersama kita. Namun bukan berarti kita melupakannya. Berziarah yang kita lakukan adalah wujud hormat kita kepada mereka. Bahwa kita tidak pernah melupakan mereka. Bahwa kita menyayangi dan menghargai mereka yang pernah menjadi bagian dari hidup kita, yang pernah berjasa dan memberi warna pada perjalanan hidup kita.
Refleksi diri
Berziarah ke makam keluarga juga sebagai pengingat bahwa kita ada dalam antrian panjang menuju ke kehidupan berikutnya. Bahwa suatu saat nanti kita pun akan menyusul mereka yang sudah lebih dulu tiada.
Hal ini tentu baik untuk kita merefleksikan diri, apakah kita sudah melakukan yang terbaik di waktu-waktu yang telah kita lewati.Â
Sudahkah kita melakukan yang terbaik untuk keluarga kita. Sudahkan kita menyayangi orang-orang di sekitar kita dengan sepenuh hati. Sudahkah kita memanfaatkan dan mengembangkan semua talenta dan kemampuan yang kita miliki sehingga bermanfaat bagi diri kita sendiri dan sesama. Sudahkah hidup kita membawa kebaikan buat orang lain.
Bila kita merasa masih banyak hal yang belum kita lakukan, berziarah ke makam keluarga tentulah bisa menjadi alarm buat kita untuk berkarya lebih baik lagi di sisa hidup yang akan kita jalani, agar hidup kita bisa menjadi berkat bagi keluarga dan sesama.
Salam.