Mohon tunggu...
Berlian Alfin
Berlian Alfin Mohon Tunggu... Mahasiswa

(Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas - Mohammad Hatta. Ada kejahatan yang lebih kejam daripada membakar buku. Salah satunya adalah tidak membacanya - Joseph Brodsky)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bujur

1 Agustus 2025   01:33 Diperbarui: 1 Agustus 2025   01:33 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hate, diposting oleh akun  Andrei Kostyadnikov di Pinterest

BUJUR

                Pagi yang cerah, diiringi dengan suara merdu dari seruling yang dimainkan seorang lelaki buta di tepi sawah. Suara serulingnya begitu merdu bagaikan nyanyian bidadari yang menggetarkan jiwa, suara serulingnya begitu menyatu dengan suara alam seolah-olah menjadi instrumen pengiring yang begitu sempurna. Ia terus memainkan seruling hingga beberapa burung bangau datang mengelilinginya untuk menikmati bunyi angin merdu itu. Orang-oran memanggilnya "Bujur" seorang lelaki yang telah memasuki usia  berkepala dua. Ia belum menikah, bukan karena tidak ada yang suka, tetapi ia sendiri yang telah menolak beberapa lamaran dari wanita, dengan alasan ia tidak ingin istrinya nanti menderita karena orang-orang akan memanggilnya istri dari si buta.

                "Di mana si Bujur ni ya..?" Gumam seorang lelaki yang telah beristri dua, kumisnya terbelah dua yang telah ia warnai menjadi coklat kemerahmerahan. Kepalanya botak licin sehingga memantulkan kilatan cahaya matahari yang melukai pupil mata. Untungnya, ia tidak akan bisa melukai Bujur, si lelaki buta yang jujur.

               Ia menyusuri sawah miliknya, berusaha mencari si Bujur yang sedang menggembala kerbau miliknya. "eh, suara ini... Ooh, di sana ia rupanya!" Ia berjalan dengan langkah panjang, nafas terengah-engah seperti kuda yang kehausan, sorot matanya tajam dan alisnya mengkerut.

                "Onde Mande Bujur...Hei! Kenapa kamu asyik main seruling terus huh!?" Ungkap lelaki botak tersebut, kepalanya mengkilat menyerang sorot mata Bujur tapi tidak berpengaruh sama sekali.

                "Astagafirullah pak Jup? Ada apa pak?" Bujur terkaget dengan kehadiran tuannya yang tiba-tiba.

                "Lihatlah kerbau itu hah, sudah masuk ke parit..."

                "Lah, kenapa bisa pak?"

                "Kamu kok tanya saya?"

                "Saya gak lihat tadi pak.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun