Mohon tunggu...
Berliana Dwi Indah Permatasari
Berliana Dwi Indah Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030134)

Aku menikmati hidupku dan aku tahu Allah selalu bersamaku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Museum Wayang Sendang Mas Banyumas

29 Mei 2021   21:45 Diperbarui: 29 Mei 2021   21:54 3029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hallo sedulur! piye kabare? pada apik mbok? semoga pada sehat sehat terus ya... sampean sampean pada ngerti Wayang Banyumas mbok? eh sit sit, koe koe pada wis tau maring Banyumas durung sih? ngerti kan Banyumas nang sebelah endi? nek durung ngeneh dolan tek enteni nang awak ku hiyaa..

Banyumas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan ibu kota Purwokerto. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes di utara; Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. 

Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini. Kabupaten yang terkenal dengan somboyan "BANYUMAS SATRIA" ini memiliki ciri khas yang identik dengan daerahnya sama seperti daerah daerah lain di Indonesia. mulai dari bahasanya, budayanya, kulinernya, dan masih banyak ciri khas yang lain. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa jawa banyumasan atau yang biasa kita sebut "bahasa Ngapak".

Wayang merupakan salah satu warisan budaya indonesia yang patut dilestarikan. Wayang berasal dari kata bahasa Jawa 'wewayangan' yang artinya bayang-bayang. Wayang di Tanah Jawa bukanlah sebentuk kesenian yang seragam. Setiap komunitas menciptakan wayang yang dikreasi sedemikian rupa sesuai dengan semangat lokal dan disesuaikan dengan kebutuhan pementasan. 

Wayang Gagrag Banyumasan merupakan tipe wayang khas yang hanya mengambil sebagian elemen dari wayang yang berasal dari daerah lain di Jawa seperti wayang Yogyakarta, wayang Kedu dan wayang Surakarta. Sesuai karakter masyarakat yang mengagungkan kebebasan dan keterbukaan, Wayang Gagrag Banyumasan mengandung banyak unsur humor, dan upaya menertawakan jenis wayang baku yang penuh dengan aturan. Di Banyumas, Jawa Tengah terdapat salah satu museum wayang dengan beragam koleksi. Mau tau gimana uniknya? yuk simak tulisan ini sampai selesai wkwk.

Museum wayang Banyumas atau yang dikenal dengan Museum wayang Sendang Mas ini berada di komplek pusat pemerintahan lama kabupaten Banyumas. Museum wayang Banyumas memiliki luas bangunan 250 m2 yang berdiri di atas tanah seluas 2000 m2. Gedung museum wayang sebelumnya merupakan paseban atau balaian bagi tamu bupati. Museum ini mulai dibangun semenjak tahun 1982, sampai saat ini bangunan museum masih terus dikembangkan. Nama Sendang Mas merupakan bentuk singkat dari Seni Pedalangan Banyumas. Penegasan tersebut menegaskan betapa berbedanya Wayang Gagrag Banyumasan dengan jenis wayang lainnya. 

Pada dinding depan bangunan menempel tengara Museum Wayang Banyumas, dengan sosok Bawor di sebelah kiri dan gunungan di sebelah kanan. Bawor adalah tokoh penting bagi masyarakat Banyumas, yang dipercaya merepresentasikan karakter umumnya orang-orang daerah Banyumas yang ceplas-ceplos, spontan, terbuka, jujur, sportif dan bertanggung jawab.

Meskipun namanya Museum Wayang, namun museum ini juga menyimpan sejumlah lukisan bangunan lama, seperti Pendopo Si Panji yang diambil dari dokumen Pangeran Banyumas berangka tahun 1925, lalu Alun-alun dan Pendopo Si Panji ketika dipindahkan ke Purwokerto pada tahun 1937, dan Gedung Karesidenan Banyumas yang dibangun pada 1843 (menurut Babad Banyumas yang ditulis pada 25 OKtober 1898 oleh RA Wiriatmadja).

Koleksi lukisan foto lainnya adalah Gedung Perpoestakaan Rakyat Banyumas yang dibuat pada tahun 1925, kemudian Gedung Kantor Pos Banyumas berangka tahun 1925, Gedung Penjara Belanda yang berada di sebelah Timur Alun-Alun Banyumas, dan lukisan Sekolah jaman Belanda yang sekarang menjadi gedung SMK Negeri 3 Banyumas. 

Koleksi museum yang mungkin masih ada hubungannya dengan wayang adalah alat musik tradisional Banyumas yang disebut Calung. Perangkat Calung mirip seperti gamelan namun bahan pembuatnya adalah bambu wulung. Calung berasal dari kata "carang pring wulung" (pucuk bambu wulung). Ada juga yang mengartikan "dicacah melung-melung" (dipukul suaranya nyaring). Perangkat Calung terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendhang.

Diantara koleksi wayang kulit yang dipajang di museum ini adalah Wayang Kulit Purwo Pakeliran Gagrag Yogyakarta yang menampilkan tokoh Puntadewa, Bratasena, Arjuna, dan Nakula - Sadewa, atau Pandawa. Lalu ada pakeliran gaya Banyumasan dengan Prabu Salyo, Sengkuni, Baladewa dan Adipati Karna. Juga ada Wayang Kancil yang diciptakan oleh Bo Liem dari Solo pada 1925, yang bercerita tentang binatang dari serat kancil Kridomartono karangan Raden Panji Notoroto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun