Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Apakah Bahagia Milikku Jua

30 Agustus 2021   23:08 Diperbarui: 30 Agustus 2021   23:21 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tribunnews

Tidak bisa digambarkan, hatiku gembira sekali, tanpa berpikir lagi aku mengiyakan ajakannya. Iya, hidupku pasti akan berubah, aku langsung membayangkan bisa makan 2 kali sehari, bisa mengenakan pakaian yang bersih dan setidaknya bisa tinggal di tempat yang layak.  

Pukul 17.00 WIB, kami tiba di rumahnya. Wah, rumahnya sangat besar dan mewah. Pak Asep duduk di ruang tamu dan memanggil 2 orang pembantunya dengan suara lantang. 

Yang aku dengar nama mereka adalah Bi Tanty dan Pak Ramzi. Mereka berdua datang, Pak Asep meminta Bi Tanty untuk memandikanku dan memakaikan baju bekas anaknya yang disimpan di gudang belakang. Dan meminta Pak Ramzi untuk membersihkan luka-luka dan mengobatiku. 

Bi Tanty membuka sikat gigi berukuran sedang dan mengoleskan odol lalu menyuruhku untuk menyikat gigiku. Tapi aku tidak mengerti bagaimana cara menggunakannya. 

Kemudian Bi Tanty memperagakan caranya, dan aku mulai mengikuti arahannya. Bi Tanty, merasa kasihan dengan aku. Kemudian Ia melepaskan bajuku dan memandikanku dengan sangat hati-hati karena di sekujur tubuhku penuh dengan luka. Aku sedikit risih karena Dia yang akan memandikanku. 

Aku bilang kepadanya, bahwa aku bisa mandi sendiri. Lalu Bi Tanty mengiyakan dan menyuruhku untuk menggosok setiap inchi tubuhku supaya bersih. Setelah selesai, dia memberikan handuk bersih dan menyiapkan baju bekas, yang aku lihat masih sangat bagus, bahkan seperti kelihatan baru dipakai beberapa kali saja. Seperti inikah, kehidupan anak-anak orang kaya. Pakaian yang bekas saja, masih seperti baru. Aku berdecak kagum melihatnya. 

Pak Ramzi membantuku mengeringkan rambutku dan tubuhku, kemudian ia menuntunku ke ruang, yang aku lihat sebagai ruang santai para pembantu di rumah ini. 

Dia mengobatiku dengan obat salep dan mengoleskannya diseluruh luka-lukaku. Dia bertanya, kenapa aku bisa memiliki luka-luka sebanyak ini. Aku menjelaskan bahwa aku jatuh karena terantuk batu di jalan dan beberapa kali terkena pecahan batu, sewaktu aku menjadi kuli panggul saat pembangunan waduk di kampung sebelah. 

Dan kelihatannya dia percaya saja dengan cerita ini. Baik Bi Tanty dan Pak Ramzy sangat baik kepadaku. Tiba-tiba Pak Asep datang dan membawakan kami 3 bungkus nasi padang. Aku mengucapkan terima kasih kepadanya. Pak Asep menjelaskan kepadaku bahwa aku bisa tidur di kamar yang berada di ruang bawah tanah dan memakai baju-baju bekas anaknya. 

Aku tidak tahu bagaimana membalas kebaikan Pak Asep. Pak Asep menjelaskan bahwa mulai besok, aku akan ikut membantu pekerjaan di rumah seperti mencuci piring, memotong rumput, membersihkan kolam ikan dan kolam renangnya. Wah, hebat sekali ternyata rumah yang sebesar ini, masih punya kolam renang juga di belakang rumah. 

Kebaikan Pak Asep luar biasa, beliau bahkan ingin menyekolahkanku juga. Beliau mendaftarkan aku pada sekolah malam, dimana gurunya mengajarkan aku baca, tulis dan memberikan kurikulum pendidikan sesuai dengan tingkatanku yang harusnya duduk di Sekolah Dasar kelas 5. Setiap hari aku melakukan tugasku sebagai pembantu di rumah ini dan ikut sekolah malam hari. Perasaanku campur aduk. Bahagia, nyaman dan merasa terlindungilah yang bisa kurasakan saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun