Mohon tunggu...
Ben Subchan
Ben Subchan Mohon Tunggu... Penulis - Waktu dapat merubah apa saja, termasuk diri kita

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jebakan Covid 19 Menuju Pola Kehidupan Normal yang Baru

17 Mei 2020   20:07 Diperbarui: 17 Mei 2020   20:05 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://lokadata.id/

Masih seputar Covid 19. Kondisi saat ini bisa dikatakan bukan keadaan normal, ini adalah pola hidup baru yang akan terus dijalankan pada waktu-waktu berikutnya. Apalagi WHO menyampaikan bahwa virus corona ini kemungkinan tidak akan bisa hilang, kemampuan mutasinya begitu cepat dan juga akan berakibat pada perubahan karakteristik penularannya. Kondisi ini akan terus memberikan persoalan kesehatan bagi manusia di seluruh dunia. Artinya ketidaknormalan ini kemungkinan akan berlanjut seterusnya.

Normal dan tidak normal adalah dua istilah fenomenal yang diakibatkan oleh adanya kondisi yang berjalan secara bertentangan. Bisa dikatakan normal sesuatu itu apabila telah berjalan seperti biasanya dan tidak normal sebaliknya. Dan itu tergantung cara melihat, apabila ketidaknormalan itu mampu diikuti secara simultan dan berkelanjutan maka itu akan menjadi hal yang normal. Artinya lagi, sebuah kenormalan adalah ketidaknormalan itu sendiri.  Anda melihat sesuatu yang baru karena anda sendiri secara umum tidak mengetahuinya dan itu artinya anda telah melihat ketidaknormalan.

Hari ini, Kita tidak bisa lepas dari global transmition (internet), ditambah dengan suasana yang dilahirkan oleh Covid 19, telah merombak (resset) sendi-sendi kehidupan kita. 

Keterkaitan fisik seperti tradisi "berjabat tangan  dan mudik" terpaksa diwakili oleh audio visual yang bergerak secara streaming, seolah kita berada pada ruang yang sama. Munculnya platform-platform yang memberikan kemudahan untuk berkomunikasi, bertransaksi, berfantasi, berkreasi membuat realitas digital semakin tidak bisa ditolak pada setiap aktifitas kita. Meskipun merelakan modal pembelian paket data anda.

Bersama dengan platform digital tersebut maka hampir semua kegiatan dapat dilaksanakan berbasiskan rumah (home-based job), anda bisa berjualan di rumah, belanja dari rumah, bekerja dari rumah, melaksanakan hobi, bermain, berolahraga dan membangun komunikasi dari rumah. Rumah menjadi pusat dari semua kegiatan bagi setiap orang. 

Memang ada sektor hulu yang sebagian kegiatannya tidak bisa diwakili oleh realitas digital tersebut namun efisiensi kegiatan akan menjadi perhitungan dengan menggunakan kemampuan teknologi yang juga selaras berkembang saat ini, seperti sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor manufaktur dan lainnya.

Pertumbuhan aplikasi-aplikasi baru yang mengakomodir semua kebutuhan dalam suasana minim pergerakan adalah sebuah realitas. Tantangan kedepan itu, menuntut anda untuk mampu memanfaatkan teknologi informasi, berjuang melalui platform-platform yang ada. Bagi mereka yang mampu beradaptasi dengan itu, kemungkinan akan survive menjalankan roda kehidupannya, bagi yang tidak tentu akan mendapatkan kesulitan.

Begitu juga keberlanjutan protokol kesehatan akan tetap berjalan, kebutuhan terhadap hand sanitizer, masker dan jaga jarak. Dan jika telah ditemukan, maka akan selalu ada ketergantungan pada vaksin, begitu juga masuk ke tempat tertentu anda mesti lolos dulu dari thermal scanner. Pikiran setiap orang akan dipengaruhi oleh stereotip terhadap orang lain, bahkan tangan anda sendiri tidak dapat anda percaya untuk digunakan sebelum dicuci.

Apakah kita terjebak dengan suasana ini? Mungkin saja, karena kita tidak bisa menolak, dampaknya bekerja secara global dan kita merasakan dan melihat kenyataannya. Sistem ini bekerja cukup hebat dan mengakibatkan adanya kejadian luar biasa dengan spectrum yang sangat luas. Dan kita dibuat tidak punya pilihan.

Apa yang harus dilakukan saat ini? Saatnya kita harus bersiap, suatu saat anda mungkin akan mendambakan kantor anda yang begitu megah, anda juga ingin duduk santai bersenda gurau dengan kawan-kawan lama, anda ingin ke tempat wisata dengan keluarga. Semua itu bisa saja dibayar secara digital. Bahkan kemaren ada diksi yang muncul yaitu "mudik digital" sebagai bentuk kompromi dengan covid 19. Ini akan menjadi realitas normal pada akhirnya.  

Mungkin tidak salah dengan istilah kompromi, karena memang salah satu upaya untuk bisa berdamai dengan tantangan adalah melalui kompromi. Sepertinya realita itu mesti menghasilkan realistis, sama halnya kita berkompromi dengan penyakit lainnya seperti flu, campak, AIDS dan sebagainya , bertambah satu lagi dengan Covid 19. Meskipun kematian adalah sebuah harga dari kompromi itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun