" Oh malam... Biarlah kidungku menjadikan seloka, tanpa kata.
Dan biarlah tongkatku sekedar bersandar, di pilar pelataran bumi.
Dan biarlah sorbanku tetap terikat, dalam kesucian pikiranku.
Agar kelak diantara waktu yang berputar, malammu yang bergemintang, serta terangnya surya memancarkan, tak ada lagi pertanyaan pada Ilahi "
Sang Kyai tersenyum, memandang malam, mencoba berlalu perlahan. Sejenak dia bergumam, membisikkan pada alam.
" Saatnya aku membawa mereka pergi "
Sang Kyai mengetuk tongkat dan menyibakkan sorbannya, dalam iringan anak-cucu keturunannya, menoreh cerita tentang malam