Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Langganan AI: Solusi Produktivitas atau Beban Baru Dompet Digital?

4 Oktober 2025   06:30 Diperbarui: 3 Oktober 2025   17:05 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi paket langganan ChatGPT Go. Foto: Shutterstock 

Tanpa langkah-langkah tersebut, AI hanya akan menjadi "mainan mahal" bagi kelas menengah ke atas, sementara mayoritas masyarakat hanya menjadi penonton.

Solusi atau Beban?

Kembali ke pertanyaan awal: apakah langganan AI adalah solusi produktivitas atau justru beban baru dompet digital? Jawabannya tergantung pada sudut pandang.

  • Bagi kalangan profesional, AI adalah investasi. Rp 300 ribu per bulan bisa digantikan dengan efisiensi kerja bernilai jutaan rupiah.

  • Bagi pelajar atau pekerja dengan penghasilan terbatas, biaya langganan justru terasa berat. Alih-alih solusi, AI menjadi pengeluaran baru yang bersaing dengan kebutuhan pokok.

  • Bagi pemerintah, AI adalah peluang sekaligus tantangan: bagaimana mengatur agar teknologi ini bisa inklusif, adil, dan tidak hanya memperkaya segelintir pihak.

Yang jelas, fenomena AI telah membuka babak baru dalam kehidupan digital masyarakat Indonesia. Persoalannya bukan hanya pada kecanggihan teknologi, tetapi juga bagaimana akses, harga, dan manfaatnya bisa dirasakan secara merata.

Bijak dalam Mengadopsi

AI memang menggoda. Janji produktivitas, efisiensi, dan kreativitas tanpa batas membuat banyak orang tergiur untuk berlangganan. Namun, perlu ada kesadaran bahwa teknologi hanyalah alat. Tanpa pemahaman kritis, AI bisa membuat manusia terjebak pada ketergantungan, bahkan menjadi beban finansial baru.

Karena itu, masyarakat perlu bijak dalam mengadopsi. Tidak semua orang membutuhkan versi premium. Bagi sebagian besar pengguna, versi gratis sudah lebih dari cukup untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Sementara itu, mereka yang menjadikannya sebagai bagian dari pekerjaan profesional, tentu bisa menimbang langganan sebagai bentuk investasi.

Akhirnya, yang lebih penting dari sekadar "siapa mampu membayar" adalah siapa yang mampu memanfaatkan AI secara bijak. Sebab, pada akhirnya, produktivitas sejati tidak hanya lahir dari mesin, tetapi dari manusia yang mampu mengelola teknologi dengan kesadaran dan tanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun