Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Langganan AI: Solusi Produktivitas atau Beban Baru Dompet Digital?

4 Oktober 2025   06:30 Diperbarui: 3 Oktober 2025   17:05 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi paket langganan ChatGPT Go. Foto: Shutterstock 

Claude (Anthropic) -- versi premium bisa mencapai Rp 1,5 juta hingga Rp 3,8 juta per bulan, tergantung kuota pemakaian dan API.

  • Aplikasi AI lokal dan pihak ketiga -- beberapa hanya mengenakan biaya mulai dari Rp 37 ribu per bulan, meski fiturnya terbatas.

  • Kisaran harga ini memperlihatkan jurang yang cukup lebar antara pengguna kasual dan profesional. Bagi pelajar atau pekerja dengan gaji standar, membayar Rp 300 ribu per bulan mungkin setara dengan biaya kuota internet sebulan. Sebaliknya, bagi perusahaan atau agensi kreatif, Rp 3 juta per bulan bisa dianggap sebagai investasi, bukan beban.

    Produktivitas: Benarkah Semakin Efisien?

    Pihak penyedia AI selalu menekankan narasi produktivitas. AI disebut mampu memangkas waktu kerja hingga 50 persen, membantu brainstorming ide, mempercepat penulisan, hingga melakukan analisis data dalam hitungan detik.

    Contoh konkret terlihat pada industri periklanan. Sebuah agensi kreatif mengakui bahwa AI mampu membantu mereka menghasilkan 10 konsep iklan dalam satu malam---pekerjaan yang biasanya memakan waktu seminggu. Di dunia pendidikan, beberapa dosen juga mulai menggunakan AI untuk membuat bahan ajar, sedangkan mahasiswa terbantu menyusun literatur dan memahami materi kuliah.

    Namun, produktivitas tidak selalu linier dengan kualitas. Beberapa karya yang dibuat dengan bantuan AI sering kali terjebak pada gaya bahasa generik, minim orisinalitas, dan kadang justru membutuhkan revisi ulang yang memakan waktu. Bahkan, tidak jarang pengguna awam justru menghabiskan waktu lebih lama "mengoreksi" hasil AI dibanding mengerjakan secara manual.

    Hal ini menimbulkan dilema: apakah benar AI mempercepat pekerjaan, atau justru menciptakan ketergantungan baru yang membuat manusia malas berpikir?

    Beban Baru Dompet Digital

    Masalah biaya menjadi isu sentral. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia terutama yang berada pada kategori kelas menengah ke bawah, biaya langganan AI bukanlah pengeluaran kecil.

    Jika dihitung, Rp 299 ribu per bulan berarti Rp 3,6 juta per tahun. Bandingkan dengan upah minimum di beberapa daerah yang masih di bawah Rp 3 juta per bulan. Tidak heran jika sebagian besar pengguna lebih memilih "jalan pintas": memanfaatkan versi gratis dengan segala keterbatasan, atau bahkan mencari "jalur alternatif" melalui akun bajakan dan akses ilegal.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
    Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun