Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mulai 12 Oktober 2025, 29 Negara Eropa Resmi Hapus Stempel Paspor Wisatawan

22 September 2025   09:00 Diperbarui: 21 September 2025   13:13 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cap Paspor. Foto: freepik.com

Manfaatnya jelas: antrean imigrasi bisa dipangkas drastis, validasi identitas lebih akurat, dan risiko pemalsuan paspor dapat diminimalkan. Digitalisasi juga memungkinkan integrasi data lintas negara, sehingga memudahkan pengawasan keamanan.

Sebagaimana ditegaskan Gabe Saglie, Senior Editor Travelzoo, "Dunia sedang meninggalkan stempel paspor fisik dan beralih ke sistem digital demi keamanan, efisiensi, dan standarisasi data."

Antara Efisiensi dan Kehilangan Tradisi

Meski lebih praktis, perubahan ini tak luput dari kritik. Katy Nastro, pakar perjalanan dari Going, menilai hilangnya cap paspor bisa berdampak emosional. "Bagi banyak orang, cap paspor adalah tradisi berharga. Menghapus catatan fisik itu bisa memberi efek emosional," katanya.

Analogi yang paling dekat adalah hilangnya boarding pass kertas yang kini digantikan e-ticket. Traveler generasi baru mungkin tidak lagi merasakan sensasi menunggu cap tinta jatuh di halaman paspor mereka. Seiring waktu, cap paspor mungkin hanya tinggal nostalgia---seperti kartu pos atau perangko perjalanan.

Tren Global yang Tak Terelakkan

Langkah 29 negara Schengen ini bukanlah pionir. Inggris, Singapura, Hong Kong, Argentina, dan Australia telah lebih dulu menghapus cap paspor. Amerika Serikat bahkan memperluas sistem biometrik lewat program Global Entry dan TSA PreCheck, yang mempercepat proses pemeriksaan imigrasi.

Eropa hanya mengukuhkan tren global yang menempatkan teknologi dan keamanan sebagai prioritas utama. Dalam 10 tahun mendatang, para analis memperkirakan mayoritas negara besar akan sepenuhnya mengadopsi sistem digital, menjadikan cap paspor hanya sebagai artefak perjalanan.

Apakah Ruang untuk Kenangan Masih Ada?

Meski sistem resmi berubah, beberapa bandara berencana tetap menyediakan cap suvenir khusus bagi traveler yang ingin membawa pulang kenang-kenangan. Stempel ini tidak lagi memiliki fungsi hukum, melainkan sebatas penghormatan terhadap tradisi lama yang melekat di dunia perjalanan.

Bagi banyak wisatawan, keberadaan stempel suvenir menjadi kompromi: efisiensi tetap terjaga, tetapi ruang untuk kenangan pribadi tidak sepenuhnya hilang. Dengan begitu, perjalanan internasional tetap menyisakan sentuhan emosional, meski dunia kian dikuasai teknologi digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun