Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Panen Air Hujan: Solusi Hijau Mengatasi Krisis Air Bersih di Tengah Ancaman Iklim

16 Agustus 2025   07:30 Diperbarui: 15 Agustus 2025   16:16 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Panen air hujan, solusi murah dan ramah lingkungan untuk atasi krisis air bersih, selamatkan cadangan air tanah, dan kurangi risiko banjir. (Foto: freepik.com)

Agar panen air hujan menjadi bagian dari budaya baru dalam mengelola air, beberapa langkah strategis bisa dilakukan:

  1. Kebijakan Wajib Penampungan -- Setiap proyek perumahan baru harus menyediakan fasilitas panen air hujan minimal untuk keperluan non-konsumsi.

  2. Subsidi dan Insentif -- Potongan pajak atau bantuan langsung untuk pembelian tangki dan filter bagi rumah tangga.

  3. Kampanye Edukasi -- Melibatkan sekolah, media, dan komunitas lokal dalam menyebarkan pengetahuan dan praktik teknis.

  4. Kolaborasi Publik-Swasta -- Mengajak industri tangki, filter, dan teknologi air untuk menyediakan paket hemat.

  5. Integrasi Tata Kota -- Merancang taman kota, jalan, dan gedung publik dengan sistem penampungan yang terhubung ke fasilitas umum.

Kesempatan yang Tak Boleh Disia-siakan

Krisis air adalah ancaman yang akan semakin nyata di tahun-tahun mendatang. Namun, ia juga memberi kita kesempatan untuk berinovasi dan kembali menghargai sumber daya yang selama ini kita abaikan. Air hujan adalah anugerah yang turun dari langit, gratis, melimpah, dan terbarukan---asal kita mau menampung dan mengelolanya.

Dengan komitmen bersama, panen air hujan dapat menjadi gerakan nasional yang tidak hanya menyelamatkan kita dari krisis, tetapi juga membentuk budaya baru: budaya hemat, adaptif, dan peduli lingkungan.

Jika kita bisa memandang setiap tetes hujan bukan sebagai beban banjir, melainkan sebagai tabungan masa depan, maka Indonesia tidak hanya akan bertahan dari krisis air---kita akan keluar sebagai bangsa yang lebih bijak dalam mengelola alamnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun