Di tengah gejolak ekonomi global, Pegadaian tetap bersinar sebagai lembaga keuangan yang mengakar kuat di masyarakat Indonesia. Melalui visi "MengEMASkan Indonesia", Pegadaian tak hanya menjual emas, tapi menanamkan kesejahteraan, inklusi keuangan, dan ikhtiar rakyat membangun masa depan.
Ledakan Tabungan Emas: Investasi Rakyat yang Kian Inklusif
Investasi emas di Pegadaian tak lagi menjadi monopoli kaum menengah atas. Dengan nominal mulai dari Rp10.000, siapa pun bisa punya Tabungan Emas 24 karat yang praktis dan aman.
Bahkan, di Riau, hingga Januari 2025, saldo tabungan emas rakyat hampir menyentuh 550.000 gram---diproduksi dari sekitar 198.107 nasabah aktif . Sementara pada April 2025, transaksi Tabungan Emas meningkat tajam: dari Rp 380 miliar menjadi Rp 1,5 triliun---empat kali lipat, dengan proyeksi hingga sepuluh kali lipat.
Transformasi Digital: Transaksi Tanpa Batas, Akses Tanpa Hambatan
Pegadaian bergerak cepat dalam transformasi. Di semester I tahun 2025, tercatat lebih dari 10 juta transaksi digital dengan total nilai mencapai Rp 32 triliun, tumbuh fantastis 215 % YoY .
Aplikasi Pegadaian Digital menjadi gerbang utama bagi masyarakat mengakses berbagai layanan: Tabungan Emas, Gadai Tabungan Emas, Deposito Emas, hingga Setor Fisik Emas. Kendati demikian, masih terdapat dinamika antarwilayah: misalnya, di Medan, pengguna anyar aplikasi baru mencapai 123.000 per Juni 2025.
Kinerja Gemilang: Laba, Aset, dan Ekosistem Emas Terus Menguat
Pertengahan 2025 menjadi babak gemilang bagi Pegadaian. Laporan menunjukkan laba bersih semester I mencapai Rp 3,58 triliun---tumbuh 23,1 % dibanding periode sama tahun sebelumnya. Aset perusahaan pun melejit menjadi Rp 121,1 triliun, outstanding loan tumbuh 31,8 % YoY.
Layanan baru Bank Emas Pegadaian bertumbuh pesat sejak diluncurkan Februari 2025, termasuk Deposito Emas yang mencapai saldo 1,28 ton hingga 1 Juli 2025. Ini membuktikan Pegadaian kian mengukuhkan diri sebagai "The Leader in Gold Ecosystem".