Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Jika Dana Desa Bisa Digital, Mengapa Masih Manual?

6 Agustus 2025   08:35 Diperbarui: 6 Agustus 2025   08:22 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Desa Sumbersari  mengikuti Program Desa Digital Jawa Barat yang diinisiasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, melalui Jabar Digital Service (Foto: https://desadigital.jabarprov.go.id)

Sejak digulirkannya kebijakan Dana Desa melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2015, desa-desa di Indonesia mengalami transformasi signifikan. Infrastruktur dasar semakin merata, akses pendidikan dan kesehatan membaik, serta program pemberdayaan masyarakat mulai menyentuh berbagai sektor. Namun, satu hal kini menjadi sorotan: bagaimana Dana Desa bisa mendorong lompatan produktivitas dan kesejahteraan jangka panjang?

Jawabannya ada pada digitalisasi sektor pertanian dan perikanan—dua penopang utama ekonomi desa. Di tengah disrupsi teknologi dan ketidakpastian iklim global, inovasi berbasis digital bukan sekadar pilihan, tetapi keniscayaan.

Prioritas Nasional: Dana Desa untuk Transformasi Digital

Permendesa PDTT No. 7 Tahun 2023 secara eksplisit menetapkan bahwa Dana Desa diprioritaskan untuk pencapaian SDGs Desa, termasuk pengembangan ekonomi lokal, penguatan kapasitas masyarakat, serta transformasi digital desa.

Pada 2025, alokasi Dana Desa ditetapkan sebesar Rp 71 triliun. Dari jumlah ini, sekurangnya 20 persen atau sekitar Rp 14–16 triliun diarahkan untuk program ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi produktif masyarakat desa. Artinya, ada ruang besar bagi desa-desa untuk mulai berinvestasi pada digitalisasi sektor pertanian dan perikanan secara terstruktur.

Mengapa Perlu Digitalisasi di Sektor Primer?

Kendala struktural di sektor pertanian dan perikanan desa sangat kompleks:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun