Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jangan Baper, Jangan Geer: Seni Mengelola Hati di Tengah PDKT Zaman Now

25 Juli 2025   08:45 Diperbarui: 25 Juli 2025   08:43 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: PDKT sering bikin salah paham. Belajar tidak baper dan geer adalah kunci agar hati tak mudah patah sebelum cinta benar-benar nyata. (Foto: freepik.com)

Kombinasi antara baper dan geer bisa menjadi ledakan emosional yang fatal. Yang satu berharap lebih, yang lain merasa diinginkan lebih, lalu ketika realitas tak sejalan, kekecewaan tak terelakkan.

Kiat Bijak Menjalani PDKT agar Tidak Terjebak Perasaan Sendiri

Lalu bagaimana agar kita tidak mudah baper dan geer saat menjalani proses PDKT?

Pertama, jaga objektivitas.
Evaluasi sikap lawan bicara dengan jernih. Apakah dia hanya sopan, atau memang memberikan perhatian khusus? Apakah ia bersikap sama pada orang lain juga? Membangun persepsi yang seimbang adalah kunci.

Kedua, komunikasikan intensi.
Jika rasa mulai tumbuh dan relasi terasa intens, jangan takut untuk menanyakan arah. Komunikasi bukan soal menagih status, tapi menjernihkan kabut.

Ketiga, latih kontrol diri dan kesadaran emosi.
Sadari bahwa tidak semua perhatian bermakna cinta. Tidak semua candaan berarti kode. Dengan menguasai emosi, kita belajar mencintai diri sendiri sebelum berharap dicintai orang lain.

Keempat, jangan terlalu cepat membagikan perasaan pada publik.
Mengunggah kedekatan di media sosial saat hubungan belum jelas justru bisa jadi bumerang. Validasi eksternal akan memperkuat ekspektasi, dan ketika kenyataan tak sesuai, rasa malu bisa lebih menyakitkan dari penolakan.

Mendewasakan Cinta, Menyembuhkan Harapan

PDKT adalah ruang latihan untuk mengenal, bukan menjebak. Ia harus menjadi ajang pembelajaran emosional, bukan perang sinyal. Dalam masyarakat yang makin sadar mental health, penting bagi generasi muda untuk diajari bahwa cinta itu bukan sekadar perasaan, tapi juga tanggung jawab.

Jangan buru-buru menyebut seseorang "player" hanya karena dia tidak membalas rasa. Jangan cepat merasa korban jika ternyata perhatian yang kita terima tak sesuai ekspektasi kita. Di balik setiap sinyal, selalu ada interpretasi. Maka belajarlah membaca, bukan mengada-ada.

Di tengah dunia yang serba cepat, mencintai dengan perlahan adalah keberanian. Tidak baper bukan berarti tidak punya hati. Tidak geer bukan berarti rendah diri. Melainkan, tanda bahwa kita telah belajar memilah antara rasa dan realita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun