Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Logistik Menentukan Logika: Menakar Dampak Nyata Program Makan Bergizi Gratis pada Kecerdasan Bangsa

16 Juni 2025   07:30 Diperbarui: 15 Juni 2025   08:17 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas menyiapkan paket makanan bergizi gratis (MBG) di dapur Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, Selasa (14/1/2025). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa via tirto.id

Transparansi dan akuntabilitas distribusi wajib dijaga. Sistem pengadaan, penyimpanan, dan distribusi makanan perlu berbasis digital dan terpantau publik agar tidak jadi lahan korupsi baru.

  • Pelibatan UMKM pangan lokal. Jika dikelola dengan cerdas, MBG bisa sekaligus menggerakkan ekonomi desa, petani kecil, dan usaha katering rumahan.

  • Integrasi dengan pendidikan gizi. Program ini harus didampingi edukasi tentang pentingnya makanan sehat kepada siswa, orang tua, dan guru. Karena membentuk pola makan tidak cukup dengan memberi, tapi harus juga membina.

  • Lapar Merusak Logika, Kenyang Menumbuhkan Nalar

    Lihatlah ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa kemiskinan yang diwariskan antargenerasi sering kali berawal dari pola konsumsi yang buruk. Anak yang lahir di kalangan keluarga miskin tidak hanya diwarisi kesulitan ekonomi, tapi juga keterbatasan gizi yang berdampak langsung pada kemampuan berpikir dan pilihan hidupnya. Inilah yang disebut para peneliti sebagai biological embedding of poverty---kemiskinan yang tertanam di dalam tubuh dan otak.

    MBG bukan sekadar tentang makanan. Ini tentang memberikan anak Indonesia hak untuk berpikir, hak untuk tumbuh dengan logika yang sehat, dan hak untuk masa depan yang lebih adil.

    Program ini bukan "bantuan", melainkan investasi negara untuk kualitas demokrasi dan kemanusiaan. Sebab logika yang sehat tidak tumbuh dari seminar, tetapi dari perut yang terisi dengan gizi seimbang.

    Makanan Adalah Kebijakan

    Dalam masyarakat modern, makan bukan hanya urusan dapur. Ia adalah kebijakan. Negara yang peduli pada isi piring rakyatnya adalah negara yang sadar bahwa logika nasional dimulai dari sendok pertama di tangan anak-anaknya.

    Maka jangan pernah remehkan kekuatan sebutir telur, segelas susu, dan sepiring nasi dengan sayur bergizi. Mereka mungkin tampak sederhana. Tapi di situlah letak nalar bangsa disemai.

    Jika logistik menentukan logika, maka MBG adalah jembatan menuju masyarakat yang lebih bernalar, lebih adil, dan lebih cerdas. Mari kawal bersama, agar program ini tidak sekadar menjadi gimik, melainkan warisan terbaik untuk generasi yang akan datang.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun