Ada satu kata yang selalu membangkitkan kenangan dan harapan setiap kali didengar: mudik. Di Indonesia, mudik bukan hanya peristiwa tahunan, melainkan sebuah ritual sosial yang penuh makna. Tahun ini, saya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman di Surabaya menggunakan kereta Argo Bromo Anggrek, salah satu layanan andalan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam Angkutan Lebaran 2025.
Saya memilih kereta bukan tanpa alasan. Setelah beberapa tahun sebelumnya melewati kemacetan panjang di jalur darat, saya ingin perjalanan yang lebih tenang, nyaman, dan tepat waktu. Ternyata, keputusan ini menjadi salah satu pengalaman mudik terbaik yang pernah saya alami.
Stasiun Gambir: Simbol Modernisasi dan Kenangan
Pagi itu, Stasiun Gambir sudah ramai oleh para pemudik. Wajah-wajah penuh antusiasme tampak di setiap sudut. Meski ramai, tidak ada suasana chaos. Semua berjalan tertib, teratur, dan rapi. Saya kagum melihat bagaimana KAI berhasil mengelola lonjakan penumpang dengan manajemen yang baik.
Self check-in kiosk mempermudah saya mencetak tiket tanpa perlu antre panjang. Sistem digital KAI, mulai dari pemesanan tiket via Access by KAI hingga notifikasi jadwal keberangkatan, terasa benar-benar membantu, terutama bagi generasi muda yang sudah akrab dengan layanan digital. Petugas di peron pun selalu siap membantu jika ada penumpang yang kebingungan.
Saat kereta Argo Bromo Anggrek memasuki peron, saya terpana. Gerbongnya tampak elegan, bersih, dengan desain modern yang memberi kesan mewah. Tidak seperti kereta masa kecil saya, kini kereta api Indonesia sudah naik kelas — benar-benar transformasi layanan.
Fasilitas Bintang Lima di Atas Rel
Saya menempati kursi di gerbong eksekutif. Kursinya lebar, dilapisi kulit sintetis, dengan sandaran kaki yang bisa diatur. Ada power outlet di samping kursi, meja lipat untuk bekerja, bahkan koneksi internet cukup stabil sepanjang perjalanan. Layar LCD kecil di atas kursi menampilkan informasi jalur, kecepatan kereta, dan estimasi waktu tiba.
Tidak hanya itu, pendingin ruangan bekerja optimal tanpa membuat ruangan terlalu dingin. Kamar mandi bersih, wangi, dengan fasilitas touchless faucet — sesuatu yang jarang saya temui di moda transportasi lain.