Langkah ini dinilai sebagai tindakan preventif agar tidak terjadi kerugian atau penyalahgunaan data masyarakat. Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, menegaskan bahwa ketidakpatuhan terhadap kewajiban pendaftaran adalah pelanggaran serius.
Namun, di balik kebijakan ini, publik masih bertanya-tanya: mengapa platform yang mengklaim membawa "masa depan internet" justru bermain di wilayah abu-abu regulasi?
Mengapa Kita Harus Peduli?
Masalah privasi bukan lagi isu eksklusif bagi kalangan pegiat teknologi. Di era digital saat ini, data adalah mata uang baru. Ketika data biometrik seperti retina, detak jantung, dan tanda vital dikumpulkan secara masif, potensi penyalahgunaan menjadi sangat besar. Sekali data itu bocor atau disalahgunakan, dampaknya bisa jauh lebih besar daripada sekadar kebocoran nomor ponsel atau email.
Selain itu, pendekatan Worldcoin yang menyasar kelompok rentan menimbulkan pertanyaan etis. Apakah janji akses ekonomi digital benar-benar untuk memberdayakan, atau justru mengeksploitasi kebutuhan mereka?
Di Mana Peran Negara dan Kita?
Pemerintah sudah mengambil langkah awal dengan pembekuan izin, tapi langkah berikutnya tidak kalah penting: regulasi yang lebih ketat, edukasi publik soal risiko data biometrik, dan transparansi dari para penyedia layanan.
Bagi masyarakat, penting untuk tidak terbuai oleh iming-iming hadiah instan. Kita perlu lebih kritis sebelum menyerahkan data pribadi, apalagi data biometrik, yang sifatnya tidak bisa diubah seperti password atau email.
Antara Harapan dan Kewaspadaan
World App membawa gambaran menarik soal masa depan digital yang inklusif dan adil. Namun, tanpa tata kelola yang ketat dan perlindungan privasi yang kuat, ia berpotensi menjadi pedang bermata dua. Saat dunia melaju makin cepat menuju digitalisasi, satu pelajaran yang tak boleh kita lupakan adalah ini: kemajuan teknologi tidak boleh mengorbankan martabat dan hak-hak dasar manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI