Pendidikan vokasi, pelatihan ulang, hingga akses pada teknologi dan keuangan adalah investasi terbaik yang bisa diberikan negara kepada buruh. Sebab, ketika buruh naik kelas, ekonomi bangsa ikut terangkat.
Memanusiakan yang Memanusiakan
Seyogyanya, Hari Buruh Internasional menjadi titik tolak bukan hanya bagi kebijakan ketenagakerjaan, tetapi juga bagi kesadaran kolektif kita sebagai masyarakat. Bahwa di balik layanan publik, produk konsumsi, dan infrastruktur megah, ada peluh buruh yang sering tak terlihat.
Mereka tidak hanya bekerja dengan tangan, tapi dengan hati, dengan kesetiaan, dan dengan pengorbanan. Sudah saatnya kita tidak memandang mereka sebagai "tenaga kerja murah", tapi sebagai manusia yang patut dimuliakan.
Dari Simbol ke Substansi
Peringatan Hari Buruh seharusnya tak berhenti pada simbol. Pemerintah harus menjadikannya momen untuk mengevaluasi kebijakan, dunia usaha harus memperkuat komitmen terhadap kesejahteraan pekerja, dan masyarakat luas perlu membangun empati yang lebih dalam.
Karena pada akhirnya, buruh bukan hanya tulang punggung, tapi jantung yang memompa kehidupan ekonomi bangsa. Mengabaikan mereka, sama saja dengan melemahkan nadi kita sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI