Pasar modal Indonesia mengawali pekan dengan semangat positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari Senin, 21 April, dibuka menguat sebesar 18,369 poin atau 0,11 persen ke level 6.465,545. Bahkan pada sesi pre-opening, IHSG sempat naik 12,045 poin (0,29 persen) ke level 6.456,639. Meski penguatan IHSG tampak menggembirakan, sentimen pasar tetap bercampur karena nilai tukar rupiah justru menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS.
Kontras Antara IHSG dan Rupiah
Di tengah penguatan IHSG, kurs rupiah melemah 43 poin (0,26 persen) ke posisi Rp 16.876 per USD pada pukul 08.59 WIB, menurut data Bloomberg. Kombinasi ini menunjukkan dinamika pasar yang menarik: kepercayaan investor di pasar saham masih terjaga, namun tekanan terhadap nilai tukar masih belum mereda.
Faktor-faktor global seperti ketegangan geopolitik, kebijakan moneter Amerika Serikat, serta ketidakpastian ekonomi global terus menjadi tantangan bagi stabilitas rupiah. Namun, kenaikan IHSG memberikan secercah harapan bahwa investor domestik dan asing tetap melihat prospek positif di pasar saham Indonesia.
Bagaimana dengan Bursa Asia?
Pergerakan pasar Asia pagi ini turut memberikan gambaran sentimen yang beragam:
Nikkei 225 (Jepang): turun 377,199 poin atau 1,09% ke 34.353,101.
-
SSE Composite (China): naik 17,090 poin atau 0,52% ke 3.293,820.
-
Straits Times (Singapura): naik 42,099 poin atau 1,13% ke 3.762,429.
Hang Seng (Hong Kong): belum dibuka.
Terlihat bahwa sebagian besar pasar Asia menunjukkan penguatan meskipun ada tekanan di Jepang. Ini menandakan bahwa secara umum, investor Asia masih menimbang optimisme di tengah tekanan global.
Apa Arti Penguatan IHSG Hari Ini?
Kenaikan IHSG pagi ini bisa jadi merupakan bentuk respons terhadap sentimen positif dari laporan keuangan emiten, stabilitas politik pasca-pemilu, atau harapan terhadap kebijakan fiskal yang pro-investasi. Namun demikian, pelemahan rupiah tetap menjadi alarm bagi kestabilan makro ekonomi nasional.
Investor tetap harus waspada terhadap volatilitas, terutama dari faktor eksternal seperti suku bunga global, harga komoditas, dan tensi geopolitik yang bisa memengaruhi arus modal.
Optimisme Wajar, Tapi Jangan Lengah
Kinerja positif IHSG di awal pekan adalah sinyal optimisme pasar, tapi tidak boleh membuat lengah. Keseimbangan antara pasar saham yang positif dan nilai tukar rupiah yang tertekan menunjukkan bahwa ketidakpastian global masih membayangi. Pelaku pasar perlu menjaga kewaspadaan sambil terus mencermati dinamika ekonomi dalam dan luar negeri.
Apakah penguatan IHSG ini akan berlanjut atau hanya sekadar nafas pendek? Waktu dan kebijakan yang akan menentukan arah pasar selanjutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI