Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jurnal DRE: Apa Kabar Wisata Kalbar?

4 Februari 2016   16:01 Diperbarui: 5 Februari 2016   07:51 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sayang tak cukup waktu belanja di Chinatown. (Foto: Benny)"]

[/caption]

Di Chinatown ini, saya melihat aneka kerajinan yang didominasi khas suku dayak, serta makanan ringan dari lidah buaya sampai kue keranjang. Saya diam-diam membeli kue keranjang karena menjelang imlek, biasanya harganya lebih murah.

Pengenalan wisata di Pontianak berakhir di hari pertama. Namun pada hari keempat, menjelang kembali ke Jakarta, kami sempat berkunjung ke Museum Kalimantan Barat milik pemerintah di Jalan Jenderal Ahmad Yani. Sudah pasti tempatnya nyaman dan rapi.

Di dalam museum saya banyak sekali mendapat informasi tentang sejarah dan budaya Kalimantan lewat display koleksinya. Bagian paling menarik adalah pada pengenalan budaya Suku Dayak, mulai dari kelahiran hingga kematian. Bahkan saya sempat merinding ketika melihat manekin mayat dengan duplikasi lengkap pemakamannya. Terbayang tiba-tiba lampu museum mati dan saya ditinggal sendirian.

[caption caption="Upacara kematian di Kalimantan Barat. (Foto: Benny)"]

[/caption]

Di bagian luar juga terdapat miniatur rumah-rumah adat, juga perahu Lancang Kuning. Hal paling berkesan di museum ini adalah keramahan dan kesigapan para perugasnya memberikan informasi yang kita perlukan. Hal ini jarang sekali saya temukan di beberapa museum dipemerintah di Indonesia.

Catatan saran saya hanya sedikit untuk museum ini. Jika saja ada audio musik tiga suku besar di Kalbar, yakni Dayak, Melayu atau China keturunan di beberapa display akan lebih merasuk pengenalan budaya kepada pengunjung. Menurut saya hal itu bisa dilakukan dengan mudah.

Di Luar Pontianak; Rumah Panjang, Perbatasan, dan Jembatan Megah

Rasa penasaran saya mengenal pariwisata Kalbar kian menggebu pada hari kedua. Mengingat tim DRE akan melakukan perjalanan ke sebuah rumah adat panjang Betang di Desa Saham, Kabupaten Landak. Perjalanan melalui Mempawah sungguh menakjubkan saya. Jalan lurus dan mulus walaupun kecil menjadi teman baik di perjalanan. Berkali-kali saya ingin minta turun untuk memotret keindahan alam Kalimantan Barat, terutama langitnya yang biru memesona. Tapi ada daya, itu tak mungkin.

Setelah lima jam perjalanan, akhirnya kami bergerak perlahan masuk ke Desa Saham. Jalanan makin menyempit. Anjing dan babi berkeliaran di pinggir jalan, bahkan melintasi jalan. Dan mata saya terbelalak takjub ketika akhirnya tiba di sebuah rumah panjang yang selama ini hanya bisa saya lihat di televisi.

Di rumah sepanjang 180 meter ini saya melihat aktivitas sebagian dari 180-an jiwa penghuninya. Anak-anak berlarian di lorong dan teras yang lebarnya sekitar lima meter. Beberapa perempuan Suku dayak Kanayan mengerjakan kerajinan tangan di pojok bangunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun