Palembang, 15 Januari 2025 --- Setelah melalui proses pembangunan selama 15 tahun, jalan khusus batubara sepanjang 118 kilometer (KM) yang dikelola PT Servo Lintas Raya (anak usaha PT Titan Infra Sejahtera/TIS) akhirnya beroperasi penuh. Proyek senilai Rp1,2 triliun ini tidak hanya menjadi solusi kemacetan kronis di Sumatera Selatan (Sumsel), tetapi juga mengantarkan provinsi ini ke peta global sebagai salah satu penghasil batubara terbesar. Dengan mengalihkan 60% arus truk batubara dari jalan umum, infrastruktur ini menjadi katalis utama pencapaian target produksi 131 juta ton pada 2025. Sumsel, yang menyimpan 25% cadangan batubara nasional (9,3 miliar ton), kini siap memperkuat posisi Indonesia sebagai eksportir batubara terbesar keenam di dunia.
Dari Jalan Berlubang ke Infrastruktur Cerdas: Kisah Transformasi Sumsel
Sejak awal 2000-an, Sumsel menjadi penyokong utama produksi batubara nasional. Namun, pertumbuhan industri ini justru membawa dampak buruk bagi infrastruktur jalan. Truk-truk bermuatan 30-40 ton yang melintasi jalur Muara Enim-Lahat-Palembang menggerus jalan aspal yang hanya dirancang untuk beban 8 ton. Data Dinas PU Sumsel menyebutkan, 70% kerusakan jalan di wilayah timur provinsi ini disebabkan oleh truk batubara.
Bambang Sutrisno (52), sopir angkutan umum di Muara Enim, mengenang kondisi lalu lintas sebelum adanya jalan khusus: "Dulu, perjalanan 50 KM bisa memakan waktu 3-4 jam karena jalan berlubang dan truk parkir sembarangan. Seringkali kami terjebak macet berjam-jam di tengah terik matahari." Persoalan kian pelik ketika produksi batubara Sumsel melonjak dari 85 juta ton (2015) menjadi 119 juta ton (2024). Studi Pemda Sumsel memprediksi, tanpa intervensi, kerugian ekonomi akibat kemacetan dan perbaikan jalan akan mencapai Rp1,2 triliun per tahun.
Teknologi Mutakhir dan Sistem Cerdas: Kunci Efisiensi Logistik
Jalan khusus batubara ini dibangun sebagai respons atas mandat UU No 22/2009 tentang larangan angkutan tambang skala besar di jalan umum. PT TIS merancang infrastruktur ini dengan pendekatan teknologi tinggi untuk menjawab kompleksitas logistik batubara. Jalan yang membentang dari Muara Enim hingga Pelabuhan Khusus Batubara PT Swarnadwipa Dermaga Jaya ini dilengkapi fitur-fitur unggulan:
Aspal Polymer Super Tebal: Lapisan aspal setebal 40 CM dengan daya tahan 3x lebih lama dari aspal biasa.
Sistem Manajemen Truk Terintegrasi: GPS tracking real-time untuk 2.000 truk, dilengkapi algoritma penjadwalan (time slot) guna menghindari penumpukan.
Pos Pengawasan Multifungsi: 15 pos yang memeriksa muatan, kondisi teknis truk, dan kepatuhan pengemudi.
"Kami memberlakukan aturan ketat: kecepatan maksimal 40 KM/jam, ban khusus, dan denda Rp5 juta untuk pelanggaran muatan," tegas Yayan Suhendri, Kepala Hubungan Pemerintah PT Servo Lintas Raya.
Dampak Positif: Penghematan Triliunan dan Ekosistem yang Lebih Sehat
Hanya dalam dua bulan operasi, jalan khusus ini telah membuahkan hasil signifikan:
Penghematan Biaya Logistik: Perusahaan tambang menghemat Rp200.000 per truk per hari berkat waktu tempuh yang dipangkas dari 12 jam menjadi 6 jam.