Mohon tunggu...
Benito Rio AviantoMr.
Benito Rio AviantoMr. Mohon Tunggu... Dosen MK Statistika, Ekonomi indonesia, Metodologi Penelitian, & Metode Penelitian Kuantitatif, dan Sesundaan

Ayo capai Indonesia Emas 2045

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketahanan ASEAN+3 Ditengah Guncangan Global dan Perubahan Ekonomi Dunia

9 Oktober 2025   14:25 Diperbarui: 9 Oktober 2025   14:08 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, permintaan global terhadap chip berbasis kecerdasan buatan (AI) mendorong ekspor semikonduktor kawasan naik 10,9%. Industri ini menjadi motor baru pertumbuhan kawasan setelah melemahnya manufaktur konvensional.

2. Stabilitas Harga dan Kebijakan Moneter yang Akomodatif

Inflasi di kawasan ASEAN+3 relatif terkendali. AMRO mencatat inflasi umum hanya 1,0% pada 2025 dan diperkirakan naik tipis ke 1,1% pada 2026.
Kondisi ini memungkinkan sebagian besar bank sentral di kawasan untuk melonggarkan kebijakan moneter tanpa menimbulkan tekanan terhadap stabilitas nilai tukar. Sejak awal tahun, bank sentral di Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand menurunkan suku bunga acuan, diikuti langkah serupa oleh Malaysia, Filipina, dan Tiongkok pada kuartal kedua 2025. Kebijakan ini dilakukan secara hati-hati untuk menjaga momentum pertumbuhan sambil memitigasi dampak perlambatan eksternal.

Dari sisi pasar keuangan, nilai tukar kawasan menguat terhadap dolar AS, seiring menurunnya daya tarik dolar sebagai aset safe haven di tengah defisit fiskal dan kebijakan proteksionis Washington. Pasar saham juga menunjukkan perbaikan, terutama di sektor teknologi yang diuntungkan oleh tren AI global.

3. Risiko dan Tantangan Eksternal: Bayang-bayang Fragmentasi Ekonomi Dunia

Walau proyeksi pertumbuhan direvisi naik, AMRO menegaskan bahwa risiko global terhadap kawasan tetap condong ke bawah. Empat risiko utama yang diidentifikasi adalah: Proteksionisme AS yang lebih agresif
Kebijakan "Liberation Day Tariffs" yang diumumkan pada April 2025 menciptakan ketidakpastian besar. Jika AS memperluas tarif ke sektor-sektor yang kini dikecualikan---seperti semikonduktor---maka pertumbuhan ASEAN+3 dapat terpangkas 0,5 poin persentase pada 2026, menurut simulasi AMRO.

Perlambatan ekonomi utama dunia AS menghadapi tekanan inflasi dan pasar tenaga kerja yang melemah. Eropa terjebak dalam ongkos energi tinggi, dan China masih berjuang menstabilkan sektor properti. Kombinasi ketiga faktor ini dapat menekan permintaan ekspor dan investasi regional. Volatilitas keuangan global
Valuasi aset yang tinggi dan sentimen investor yang sensitif terhadap kebijakan Fed meningkatkan risiko koreksi pasar. Perubahan cepat dalam persepsi terhadap sektor AI juga berpotensi memicu repricing besar di pasar saham global.

Kenaikan harga komoditas akibat konflik geopolitik. Ketegangan di Timur Tengah dan Eropa Timur dapat memicu lonjakan harga energi, memperumit stabilitas harga di negara importir minyak seperti Filipina dan Thailand.

4. Ketahanan Fundamental: Pilar Stabilitas Keuangan ASEAN+3

Meski menghadapi tekanan eksternal, kawasan ASEAN+3 tetap memiliki fondasi makro yang kuat. Laporan AFSR 2025 menunjukkan bahwa sistem keuangan kawasan secara keseluruhan masih resilien dan memiliki buffer yang memadai, berkat: Cadangan devisa yang tinggi di sebagian besar negara anggota; Perbankan yang sehat dan terkapitalisasi dengan baik; Kebijakan fiskal yang hati-hati dengan ruang stimulus selektif; Instrumen makroprudensial yang terus disesuaikan untuk mengendalikan arus modal dan nilai tukar. AMRO menilai bahwa kebijakan moneter yang akomodatif tetap dapat dipertahankan karena ekspektasi inflasi yang terjaga. Namun, bantuan atau stimulus fiskal harus ditargetkan secara presisi pada sektor rentan, agar ruang kebijakan tidak terkikis oleh subsidi atau belanja yang kurang produktif.

5. Transformasi Struktural: Digitalisasi dan Inklusi Keuangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun