Mohon tunggu...
Benito Rio AviantoMr.
Benito Rio AviantoMr. Mohon Tunggu... Dosen MK Statistika, Ekonomi indonesia, Metodologi Penelitian, & Metode Penelitian Kuantitatif, dan Sesundaan

Ayo capai Indonesia Emas 2045

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Revolusi Digital Global: Strategi, Infrastruktur, dan Kedaulatan Ekonomi

14 Mei 2025   08:30 Diperbarui: 14 Mei 2025   08:23 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Revolusi Digital Global: Strategi Infrastruktur, Regulasi, dan Kedaulatan Ekonomi

Oleh: Benito Rio Avianto, SST, M.Ec.Dev.

Analisis Kebijakan Ahli Madya Bidang Telekomunikasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

Alumni Politeknik Statistika-STIS (Polstat-STIS) dan Magister Ekonomika Pembangunan, Universitas Gadjah Mada (MEP-UGM)

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, digitalisasi telah menjadi pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global. Studi terbaru dari International Telecommunication Union (ITU) berjudul "How Broadband, Digitization, and ICT Regulation Impact the Global Economy" mengungkapkan bahwa infrastruktur broadband, digitalisasi, dan regulasi TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) menjadi kunci percepatan pertumbuhan ekonomi, khususnya di negara berkembang. Laporan ini menegaskan bahwa negara-negara yang berinvestasi dalam infrastruktur digital, kebijakan regulasi adaptif, dan kolaborasi global akan memiliki keunggulan kompetitif di era ekonomi digital. Bagaimana strategi yang dapat diadopsi untuk memaksimalkan dampak digitalisasi terhadap kedaulatan ekonomi?

Infrastruktur Digital sebagai Katalis Pertumbuhan Ekonomi

Studi ITU menunjukkan bahwa penetrasi broadband berkorelasi positif dengan pertumbuhan PDB. Setiap peningkatan 10% penetrasi fixed broadband di negara maju mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 2,94%, sementara di kawasan Asia Pasifik, dampaknya mencapai 1,63%.

Di negara berkembang, mobile broadband menjadi solusi utama untuk menjembatani kesenjangan digital: Afrika mencatat peningkatan PDB 2,46% dengan kenaikan 10% penetrasi mobile broadband. Amerika Latin dan Karibia mengalami pertumbuhan 1,73%. Fenomena ini disebut "saturation effect", di mana peningkatan infrastruktur telekomunikasi memberikan dampak ekonomi lebih besar di wilayah yang sebelumnya memiliki akses terbatas.

Pentingnya Regulasi Adaptif dan Inklusif

Selain infrastruktur, regulasi TIK yang adaptif menjadi penentu keberhasilan transformasi digital. ITU menemukan bahwa negara dengan indeks regulasi TIK matang mengalami pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Contoh sukses: Korea Selatan dan Singapura mencapai penetrasi internet >95% berkat kebijakan proaktif. Negara berkembang dengan regulasi kaku cenderung menghambat investasi dan inovasi digital.

Indeks regulasi ITU mengukur efektivitas kebijakan dalam: Pengembangan infrastruktur digital, Perlindungan privasi dan keamanan siber. Insentif untuk inovasi teknologi. Kolaborasi Global untuk Kedaulatan Digital. ITU menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam memperluas akses digital. Investasi lintas negara di bidang cloud computing, pusat data, dan jaringan 5G dapat menciptakan ekosistem digital yang terintegrasi. Indonesia memiliki peluang strategis memimpin transformasi digital di Asia Tenggara, salah satunya melalui pengembangan NeutraDC Nxera Batam sebagai hub data regional. Langkah ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai penghubung ekosistem digital global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun