Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kelana dalam Waktu

22 Juli 2022   12:15 Diperbarui: 22 Juli 2022   15:30 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi/swarna

Saridin hanya mengangkat bahu dan menjawab dengan entah. Ia katakan bila pernah terzolimi saat hidup dan difitnah, hingga sejarah mengenalnya sebagai penjahat. Aku tak bisa menjanjikan yang terbaik padanya, karena aku anak kecil yang hanya bisa bercerita tentang mimpi bagaikan omong kosong. 

Matanya terlihat berembun, ia katakan bila kematian yang dialami terasa sia-sia belaka karena telah membuat keluarganya terluka. Ia hanya ingin keadilan. Tiba-tiba suasana hutan makin temaram, angin berhembus kencang, badanku pun meremang.

Belum usai dia menceritakan semua, bel sekolah terdengar nyaring di telingaku, hingga aku terbangun. Teman-teman memandangku, mata mereka bertanya ada kisah apa yang kubawa. Aku hanya diam  sambil memasukkan buku dalam tas dan siap berdoa pulang. Ada benda asing dalam tasku, dadaku berdebar, sepanjang penggaris 30 cm. Ada juga sebuah kertas dengan tulisan, 'aku juga ingin bercerita padamu.'

"Lan, nanti ceritakan pada kami ya." temanku mulai gaduh.

"Tadi belum selesai, keburu bel berbunyi."kujawab dengan suara pelan dan sedikit bergetar agar tak terdengar seisi kelas.

July222022

__________

Ini hanya cerita fiksi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun