Saridin hanya mengangkat bahu dan menjawab dengan entah. Ia katakan bila pernah terzolimi saat hidup dan difitnah, hingga sejarah mengenalnya sebagai penjahat. Aku tak bisa menjanjikan yang terbaik padanya, karena aku anak kecil yang hanya bisa bercerita tentang mimpi bagaikan omong kosong.Â
Matanya terlihat berembun, ia katakan bila kematian yang dialami terasa sia-sia belaka karena telah membuat keluarganya terluka. Ia hanya ingin keadilan. Tiba-tiba suasana hutan makin temaram, angin berhembus kencang, badanku pun meremang.
Belum usai dia menceritakan semua, bel sekolah terdengar nyaring di telingaku, hingga aku terbangun. Teman-teman memandangku, mata mereka bertanya ada kisah apa yang kubawa. Aku hanya diam  sambil memasukkan buku dalam tas dan siap berdoa pulang. Ada benda asing dalam tasku, dadaku berdebar, sepanjang penggaris 30 cm. Ada juga sebuah kertas dengan tulisan, 'aku juga ingin bercerita padamu.'
"Lan, nanti ceritakan pada kami ya." temanku mulai gaduh.
"Tadi belum selesai, keburu bel berbunyi."kujawab dengan suara pelan dan sedikit bergetar agar tak terdengar seisi kelas.
July222022
__________
Ini hanya cerita fiksi