Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jembatan Janji

27 Maret 2020   00:05 Diperbarui: 27 Maret 2020   00:04 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mengapa kamu tidak diantar Johan? Seharusnya dia menyerahkan kamu kembali pada ibu secara baik-baik."

"Aku yang meminta untuk pulang sendiri. Tidak apa-apa bu, mungkin beberapa hari lagi dia silaturahmi ke sini."

"Kamu benar tidak apa-apa?"

"Iya ibu,  kan Sari sudah cerita semuanya ke ibu dari awal. Jadi maafkan kami ya. Ibu mungkin kecewa dan terkejut tapi seiring berjalannya waktu semua akan baik-baik saja. Tidak ada penghianatan dari kami berdua."

"Ibu tidak mengerti dengan kalian."

"Tidak apa bu,  Sari akan memulai lembaran baru lagi, begitu juga Johan, semoga bahagia."

"Untung kalian bukan artis,  kalau artis sudah jadi berita viral,  aslinya ibu ini gelo sekali, enak mbak Yu dan mas Marto sudah gak ada, gak kepikiran malu."

"Bu, maafkan kami."

Andai ibu tahu sebenarnya hatiku berontak tapi sudah terlanjur perjanjianku dengan Johan sebelum menikah hanya demi membahagiakan mendiang orang tuanya.

****

Memenuhi pesanan bros yang tiba-tiba membanjir membuatku sibuk dan tak lagi hanyut dengan suasana. Aku jadi bersemangat kerja siang malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun