"Mengapa kamu tidak diantar Johan? Seharusnya dia menyerahkan kamu kembali pada ibu secara baik-baik."
"Aku yang meminta untuk pulang sendiri. Tidak apa-apa bu, mungkin beberapa hari lagi dia silaturahmi ke sini."
"Kamu benar tidak apa-apa?"
"Iya ibu, Â kan Sari sudah cerita semuanya ke ibu dari awal. Jadi maafkan kami ya. Ibu mungkin kecewa dan terkejut tapi seiring berjalannya waktu semua akan baik-baik saja. Tidak ada penghianatan dari kami berdua."
"Ibu tidak mengerti dengan kalian."
"Tidak apa bu, Â Sari akan memulai lembaran baru lagi, begitu juga Johan, semoga bahagia."
"Untung kalian bukan artis, Â kalau artis sudah jadi berita viral, Â aslinya ibu ini gelo sekali, enak mbak Yu dan mas Marto sudah gak ada, gak kepikiran malu."
"Bu, maafkan kami."
Andai ibu tahu sebenarnya hatiku berontak tapi sudah terlanjur perjanjianku dengan Johan sebelum menikah hanya demi membahagiakan mendiang orang tuanya.
****
Memenuhi pesanan bros yang tiba-tiba membanjir membuatku sibuk dan tak lagi hanyut dengan suasana. Aku jadi bersemangat kerja siang malam.