Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Lembayung Kehidupan

4 Februari 2020   17:53 Diperbarui: 4 Februari 2020   18:01 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ndes,  aku hanya ingin mengajakmu bicara hari ini, dengarkan saja bila kau tak suka dengan apa yang kubicarakan, namun bila kau suka mungkin kita bisa berbincang santai agar aku tidak seperti mendongeng

Dunia  diciptakan oleh Tuhan tentu ada maksudnya bukan,  begitu juga dengan penghuninya, ada binatang, tumbuhan dan manusia.  Semua Tuhan beri dengan lengkap apa yang dibutuhkan oleh mahluk hidup. 

Kita sebagai manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir, sebagai pembeda dengan binatang, diberi ilmu agar terarah berjalan di muka bumi. Keinginan Tuhan adalah kedamaian, kenyamanan. Namun yang terjadi apa Ndes? 

Hey kau jangan melengos begitu saja

Ini hanya sekedar cuitanku saja,  ketika kita harus berjuang di dunia ini

Woottt???  Kau bilang berjuang itu beras baju dan uang?

Gak Ndes! Kamu gak salah ha ha ha. Tak ada beras kelaparan,  tak pakai baju,  malu,  tak punya uang gak bisa beli beras dan baju. 

Aku kog jadi mengamati mereka sih,  bukan kurang kerjaan kog,  hanya saja berjuta tanya yang ada di kepala, kehidupan yang makin timpang. Yang kaya makin kaya,  yang miskin tetap merana. Aku kadang juga miris melihat orang-orang yang sudah merasa di atas segalanya, tak mau melirik yang kekurangan. 

Yang tak mampu saat ini segan untuk meminta pada yang kaya ketika mendengar khutbah, tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.  Yang beruang merasa dia sebagai pemberi tingkahnya jadi macam-macam,  ada juga yang congkak mengatakan, "kalau bukan aku yang membantu. " ih sombong sekali.

Ndes,  kamu jangan tidur, aku belum selesai ceramah. Kemarin ada ibu-ibu pencari barang bekas dari gelas plastik hingga kardus. Aku ajak dia ke rumah karena banyak buku-buku tulis yang sudah selesai dipakai, juga baju bekas yang aslinya aku juga dapat dikasih orang, sudah tak muat masuk lemari. Jadi kuberikan saja pada ibu itu.

Dia mengendarai sepeda pancal,  kadang terlihat penuh bawaannya untuk dijual ke pengepul barang bekas. Sempat-sempatnya ibu itu bercerita tentang anaknya yang diasuh orang kaya di Kalimantan, anaknya sudah enak menjafi PNS mengajar, namun Tuhan berkehendak lain, saat berangkat kerja dibonceng suaminya dia tertabrak truk dan seketika keduanya meninggal. Meninggalkan dua anak. Kasihan ya Ndes. Kasihan lagi cucunya dikembalikan ke Jawa,  lalu si nenek menitipkan dua cucunya tadi di pondok. Ah malang sekali anak-anak itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun