Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pesan-pesan Sponsor pada Anak

24 Januari 2020   10:02 Diperbarui: 24 Januari 2020   10:02 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang ibu pasti paling banyak siaran dibandingkan dengan Ayah,  ini kadang yang sering membuat anak jengah dan lebih nyaman bersama Ayah. Karena ibu identik dengan keinginan ke arah sempurna.

Tapi tunggu dulu,  tidak sedikit juga Ayah yang tegas,  walau tanpa siaran pun membuat anak-anak patuh. Bahkan cenderung ada sedikit takut melakukan kesalahan.

Saya ibaratkan sebuah nasehat adalah pesan-pesan sponsor. Itu hanya istilah saja,  sudah umum. Pesan sponsor ini pasti oleh orang tua diberikan pada anak setiap  hari. Dari bangun  tidur hingga akan terpejam kembali.

Anak yang cerdas akan selalu berupaya mengingat dan memberi umpan balik yang baik, mereka mungkin diberi kelebihan dalam menangkap ucapan atau maksud  dari keinginan orang tua, bahwa akan bermanfaat buat dirinya dan semua orang di sekitarnya.

Bagaimana bila menghadapi anak yang kurang memiliki kepekaan akan pesan sponsor yang dia dengar?
Sedikit  kesulitan menghadapi demikian,  saya tidak menampik akan hal itu.  Butuh proses yang panjang dan waktu yang lama,  sampai anak benar-benaar mematri sebuah nasehat dalam hati dan pikirannya.

Setiap zaman perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi akan selalu berubah, hal itu mempengaruhi terhadap perkembangan emosional individu dan tata krama. Saya kagum bila masih ada anak yang kuat tata kramanya, bagaimana bersikap,  berperilaku dan bertutur kata dengan sopan kepada orang tua, kecerdasan linguistiknya dan visualisasi sangat baik.

Sekali diberi contoh akan selalu diingat. Lantas yang belum? Stimulusnya hanya lakukan contoh baik secara berulang-ulang dan tetap sabar. Berikan gambaran bahwa bila ingin mendapatkan respon yang baik dari orang lain, maka harus memberi respon baik juga pada orang lain. Ajari menghormati semua orang dari berbagai macam tingkatan usia.

Selalu mengajarkan untuk mawas diri bukan merasa di semua tempat bebas berekspresi, (sepertinya ini akan bertentangan dengan dilarang melarang). Boleh eksis asal tetap menjaga tata krama dan sopan santun. Bagaimana bersuara atau berbicara,  tertawa dan bersenda gurau agar tidak terlihat aneh atau menyinggung orang lain. 

Menjaga diri sendiri dengan cara menghormati orang lain. Karena sopan santun bukan sekedar budaya.

***

Sekedar opini dari saya,  tetiba ingin menulis hal itu,  bila ada yang ingin menambahkan atau menyangga, silahkan ditulis pada kolom komentar.

Terima Kasih,  salam santun dari saya

Teras Asa,  24.01.2020
swarna hati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun