Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gemuruh dan Gelegar

21 Januari 2020   15:06 Diperbarui: 21 Januari 2020   15:42 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku kembali ingin berbincang denganmu,  ku dekati dirimu yang tengah duduk menikmati, semangkuk es krim nano-nano

Kuseret kursiku mendekat ke kursimu, sambil menatap dirimu yang tak mengindahkan hadirku

Aku hanya menelan ludah,  membayangkan andai sendok itu adalah aku. Betapa aku bisa merasakan ranum bibirmu, menikmati berkali kali berada di rongga mulutmu, dipermainkan oleh lidahmu

Sesaat tampak kau mendelik ke arahku, membuyarkan semua lamunanku

Lalu kau bertanya, "Apa kau dengar suara gemuruh dan gelegar itu?"

Sebelum  kujawab aku spontan melihat ke langit yang mulai berubah warna abu-abu 

"Tadi pagi sudah kubuat puisi untukmu, namun karena sibukku aku belum mengirimkan padamu."

"Oh iya? pasti hanya berisi rayuan dan diksi yang semrawut."

Aku tersenyum mendengar ucapanmu. Kau begitu tahu tentangku

Gemuruh dan gelegar itu adalah pertanda aku begitu menyukaimu, tanpa bisa menyentuhmu, hatiku menggeliat tak menentu 

Bukan seperti tanda hujan yang akan mencium bumi dengan syahdu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun