Mohon tunggu...
Bening Damhuji
Bening Damhuji Mohon Tunggu... profesional -

Penyiar RRI Mataram

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kampungku

23 Juli 2013   05:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:11 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

KAMPUNGKU

Ia ibu kandung peradaban
Yang menetaskan pepadian
Menjadi daging di tubuhku

Ia hulu dari segenap muara
Yang mengalirkan air kehidupan
Menjadi darah di nadiku

Di sana lumbung padi ibuku
Yang mendewasakan waktu
Bersama kebudayaan

Ia teduh dinaungi lelangit Tuhanku
Tegak bersahaja di tanah mutumanikam
Berbalut udara sebening nirmala

Di punggungnya terkubur jiwa para leluhur
Yang dahulu menanam benih kearifan
Menyuburi lembah pesisir dan bebukitan

Di sana lautku membentang sebiru zabarjad
Yang bertasbih bersama gelombang
Mengiringi perahu nelayan berlayar

Dari semenanjung pulau di nun jauh
Rindu dendam merajam jiwa perantau
Pada dekap hangatmu yang matahari
Pada sejuk wajahmu yang embun

Kampungku
Usah risau bermuramdurja
Kelak aku pasti kembali
Memelukmu bersama kesunyian

Sebab hanya kau yang masih memiliki sunyi

Yogyakarta, 29/05/13

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun