Mohon tunggu...
Benediktus Jonas
Benediktus Jonas Mohon Tunggu... Guru - GURU

Writing is a call to serve others and love God. Because everything I have comes from God

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Hoaks sebagai Ekspresi Kebebasan yang Kebablasan

3 November 2019   17:06 Diperbarui: 4 November 2019   01:08 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bersuara keras. (sumber: pixabay)

Manusia yang hidup menurut akal budinya mengambil bagian dalam ide-ide Tuhan yakni ide-ide yang baik dan benar. Dengan memiliki ide-ide Tuhan ini manusia selalu memperhitungkan kebaikan sesamanya dalam setiap tindakannya.

Dari pemahaman ini, hoaks dapat disebut sebagai tindakan manusia yang hanya mengikuti hawa nafsunya. Hoaks adalah sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan. Pertanyaannya ialah bagaimana menjelaskan fakta bahwa yang menyebarkan hoaks adalah orang-orang yang berpendidikan?

Terhadap pertanyaan semacam ini, Spinoza mengatakan bahwa mereka belum sungguh-sungguh hidup menurut tuntunan akal budinya. Mereka digerakkan oleh hawa nafsunya karena tidak hidup menurut ide-ide Tuhan. 

Indikasi bahwa manusia hidup menurut tuntunan akal budinya ialah kesejahteraan bersama terjamin. Mengapa? Karena akal budi selalu mendorong setiap manusia untuk melakukan yang terbaik demi kebahagiaan. 

Dalam kehidupan bersama akal budi mengarahkan manusia agar mematuhi hukum, menghargai hak-hak asasi manusia, berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan umum.

sumber gambar: sukoharjonews.com
sumber gambar: sukoharjonews.com
Kedua, seni mengontrol diri. Kebebasan adalah seni, lebih tepatnya seni mengontrol diri. Sebagai sebuah seni, kebebasan itu berciri otonom artinya selalu terarah kepada kebaikan orang lain dan mempertahankan esksistensinya sebagai manusia.

Di tengah maraknya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, pemikiran Spinoza patut diperhitungkan. Manusia yang sering mengandalkan dorongan perasaan untuk menguasai orang lain sering kali membawa kehancuran. Orang tidak bisa menggunakan akal budinya dengan baik dalam menyelesaikan persoalan hidupnya.

Hoaks adalah indikasi manusia yang hidup menurut hawa nafsunya atau tidak hidup menurut tuntunan akal budi sebab di dalamnya, orang hanya mengejar kepentingan diri sendiri tanpa memperdulikan orang lain. 

Dengan kata lain ia berjuang untuk kepuasan pribadi dan kelompoknya dan mengorbankan orang lain. Ajakan Spinoza di sini ialah agar orang mampu mengendalikan dirinya dan menjadi berkat bukan bahaya bagi orang lain.

Ketiga, kebebasan sebagai relasi. Manusia adalah mahkluk relasional. Konsep kebebasan menurut Spinoza menekankan relasi. Bahwa dengan kebebasannya, manusia memperlakukan sesamanya sebagai aku-kamu dan bukan aku-soliter. 

Persis aku soliter inilah yang terjadi dalam hoaks. Orang memperlakukan orang lain bukan lagi sebagai sahabat tetapi sebagai objek kepentingan yang bahkan bisa diperlakukan sewenang-wenang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun