Mohon tunggu...
Benedict Nathanael Halim
Benedict Nathanael Halim Mohon Tunggu... Pelajar SMA

Saya adalah pribadi yang terbuka untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesalahan, Pengulangan, dan Kemenangan: Refleksi dari Cubing CCCUP XL 2025

2 Oktober 2025   04:18 Diperbarui: 2 Oktober 2025   04:18 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panitia Cubing CCCUP XL 2025 (Dokumentasi Pribadi)

Di tengah gemuruh CCCUP, segerombolan anak muda duduk hening, berusaha menaklukkan kotak puzzle enam sisi yang penuh warna. Mata mereka menatap Rubik dengan api pengharapan, menyusun setiap langkah di tengah keheningan yang kontras dengan sorak sorai di sekelilingnya.

Canisius College Cup XL 2025 merupakan kelanjutan dari acara tahunan yang diselenggarakan oleh Kolese Kanisius. Setiap tahun, Kolese Kanisius mengadakan berbagai perlombaan dalam bidang seni dan olahraga yang bisa diikuti oleh siswa-siswa dari seluruh Jabodetabek. Canisius College Cup, atau yang sering disingkat CCCUP, dapat dikatakan sebagai ajang perlombaan antar sekolah menengah terbesar di Jakarta dan sekitarnya. Secara keseluruhan, acara ini selalu menghadirkan atmosfer yang meriah dan penuh semangat, identik dengan euforia dan sorak sorai penonton, terutama saat menyaksikan pertandingan olahraga seperti basket, voli, dan sepak bola.

Namun, ada sebuah lomba yang mungkin tidak mendapatkan sorotan sebesar cabang olahraga lainnya, yaitu lomba cubing atau speedcubing, kompetisi memutar Rubik's Cube secepat mungkin. Bagi penonton, lomba ini mungkin tampak kurang menegangkan dibanding olahraga lain. Bahkan, di venue lomba cubing, suasana harus dijaga sunyi agar para peserta bisa fokus. Meski begitu, sebagai koordinator lomba ini, saya melihat bahwa cubing memiliki daya tarik yang unik dan berbeda. Setiap kali saya mengamati para peserta berusaha menyelesaikan Rubik, saya selalu teringat pada kehidupan manusia yang tampak sederhana dari luar, tetapi sesungguhnya penuh dengan tantangan dan kompleksitas yang harus diselesaikan dengan kesabaran, strategi, dan fokus.

Keadilan yang brutal dan kejam

Perlombaan cubing bagi saya adalah cabang lomba yang sangat objektif dan adil. Penilaian dilakukan hanya berdasarkan waktu, tanpa campur tangan wasit yang bisa memihak atau bias. Setiap peserta berlomba dengan stackmat timer, alat pengukur waktu yang akurat, sementara judge hanya bertugas memantau dan memastikan aturan World Cubing Association (WCA) dijalankan dengan ketat. Tidak ada opini subjektif; yang dihitung hanyalah ketepatan dan konsistensi peserta.

Namun, keadilan yang begitu murni ini juga menusuk dan kadang terasa kejam. Setiap pelanggaran sekecil apa pun---lupa satu putaran atau salah gerakan terakhir---langsung dikenai penalti, menambahkan waktu berharga yang bisa merusak hasil. Satu ronde terdiri dari lima kali solve, hasil terbaik dan terburuk diabaikan, dan rata-rata tiga solve di tengah menjadi ukuran. Ini menuntut peserta untuk konsisten, tidak cukup hanya mengandalkan keberuntungan sekali berhasil menyelesaikan Rubik dengan cepat.

Aturan-aturan ini menggambarkan kehidupan itu sendiri: adil, tetapi brutal. Hidup tidak selalu menilai momen gemilang atau prestasi besar seorang manusia, melainkan cara seseorang menjalani hari-hari biasa, menghadapi kesalahan, memperbaiki langkah, dan tetap konsisten di tengah tantangan. Seperti setiap sisi Rubik yang harus tersusun dengan tepat, kehidupan menuntut ketekunan dan keberanian untuk terus mencoba, meski setiap putaran bisa terasa menyakitkan. Keindahan sesungguhnya tidak hanya hadir di puncak kemenangan, tetapi dalam ketelitian, kesabaran, dan dedikasi yang terlihat hanya oleh mereka yang berani menghadapi setiap langkah dengan hati terbuka---sebuah refleksi yang selaras dengan tema CCCUP XL 2025, "A Beautiful Thing Is Never Perfect", setiap peserta belajar bahwa membangun karakter, sportivitas, dan kerja sama adalah kemenangan sejati, melebihi sekadar sorak penonton dan medali di akhir lomba.


Hidup itu adil, namun terkadang kejam; setiap langkah yang kita ambil membawa konsekuensi, dan keindahan sejati lahir dari ketekunan, kesabaran, dan keberanian menghadapi setiap tantangan.

Repetisi Kehidupan

Peserta perlombaan cubing, yang akrab disebut speedcuber, memutar Rubik dengan cepat dan penuh ketelitian. Untuk mencapai kecepatan maksimal, mereka harus melalui proses repetisi tanpa henti. Rubik yang sama bisa diselesaikan ratusan, bahkan ribuan kali, setiap kali mencoba memperbaiki waktu dan strategi. Sebagai seorang speedcuber, saya sendiri sudah mengulang latihan ini lebih dari 2.000 kali, merasakan setiap putaran sebagai kombinasi antara fokus, kesabaran, dan keberanian menghadapi kesalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun