Â
Pada seri pertamanya ini, Cecil menokohkan pemain utamanya, Tavella dengan sifat yang tidak dapat diprediksi pada awalnya, namun seiring berjalan cerita dapat disimpulkan bahwa Tavella memiliki sifat baik namun ditutupi oleh sifat dinginnya, rela berkorban demi sahabatnya sendiri yaitu, Alia.
"Aku tidak akan merasa di selingkuhi kalau kamu dan Alia tetap berhubungan, Mar. Aku hanya melihat satu jalan keluar di dalam permasalahan pernikahan kita. Antara kita bercerai atau aku dapat menerima kamu dan Alia tetap berhubungan." -- Tavella, hal. 74
Tavella memiliki sifat yang begitu menyenangkan, sehingga keluarga Marshall sangat menyukainya.
"Oh, kapan-kapan kamu harus ke rumah lagi, ya. Tante sama Om merindukan kamu. Kita berdua sangat menyukai kamu El, walaupun kamu sekarang sudah bercerai dengan Marshall. Kamu ingat itu, ya." -- hal. 31
Sedangkan Alia, yang merupakan sahabat karib Tavella, dan juga wanita yang menyukai Marshall sejak pertemuan pertamanya. Alia memiliki sifat baik, namun dibalik sifatnya ia juga merupakan wanita yang egos. Sebagai sahabat Tavella yang mencintai Marshall, ia tidak rela melihat Marshall bersanding dengan Tavella.
"El gue gak bisa melihat lo berjalan kearah Marshall dengan gaun putih ini dan kalian saling mengucapkan janji suci dihadapan Tuhan, dan bukan gue. Seharusnya gue yang berada diposisi lo. Gue yang mencintai dia." -- Alia, hal. 67
Ketika di bangku perkuliahan, Alia kerap membantu Tavella dalam megerjakan tugas. Hal ini membuktikan  bahwa Alia memiliki sifat baik kepada Tavella pada masa lalunya.
"El, udah kerjain tugas Professor Pram belum? Kalau belum gue yang kerjain ya El, satu halaman doang kok...." -- Alia, hal. 16
Pada novel ini dijelaskan bahwa Alia telah menyukai Marshall sedari awal, dan Alia sangat ingin Marshall kembali ke sisinya ketika sudah menjadi suami Tavella. Dapat diambil dari cerita bahwa Alia sangat menginginkan Marshall kembali karena Mama Alia ingin menaikkan status sosialnya.
"Alia selalu tahu kalau ibunya terobsesi dengan status sosialita yang tidak pernah ia dapatkan.Alia dating dari keluarga menengah, dan ibunya selalu menginginkan mencapai kelas social yang jauh lebih tinggi, namun ayahnya tidak dapat memberikah hal tersebut. Satu-satu caranya dengan menggunakan Alia, bagi Alissa dengan menikahkan Alia dengan keluarga Tjahrir, nama keluarga Alatas dapat dipandang setara dengan kalangan keluarga atas." -- hal. 131